Anak belajar dari apa yang mereka lihat dan dengar dari orang tuanya
Suatu hari sepulang sekolah anak saya berujar, "Ayah, uang tadi udah adek beli es krim sama kawan". Sontak saya terkejut dan dalam hati muncul rasa kecewa karena uang tersebut saya berikan untuk infaq ke sekolah di hari jum'at.
Namun, di sisi lain saya sangat mengapresiasi keberanian anak saya berkata jujur apa adanya.Â
Ketika saya menanyakan lebih lanjut, ternyata ia menginginkan es krim dan memakai uang yang saya berikan untuk mentraktir temannya.
Ya, walaupun uang dipakai pada tempat yang tidak seharusnya, saya tetap salut pada keberaniannya untuk melaporkan apa yang ia lakukan.
Saya lantas bertanya pada diri sendiri, kenapa anak saya mau berkata jujur dan tidak takut saya marahi karena membeli es krim dengan uang infaq.
Jujur pada Anak
Sejak kecil, saya sudah membiasakan untuk berkata jujur pada anak. Apapun yang saya lakukan akan saya katakan padanya.Â
Ketika saya hendak keluar untuk mencari secangkir kopi saya juga kerap membawanya, sama halnya ketika saya pergi ke rumah teman.
Tujuan saya adalah agar anak mengetahui apa yang saya kerjakan ketika di luar rumah. Ketika saya harus keluar dan tidak bisa membawanya, saya akan berterus terang padanya bahwa saya akan pergi bekerja atau ke tempat teman.