Banyak orang yang membangun asumsi harus minum minuman tertentu untuk tetap sehat, lalu mereka tidak lagi mampu membedakan kebutuhan dan kemewahan.
Begitupula dengan tidur, ada yang memaksa diri untuk tidur di kasur yang empuk dan rela berhutang untuk membeli jenis tempat tidur yang dianggap cocok.
Lebih jauh lagi, ada yang rela mengambil kredit untuk menyelaraskan penampilan dengan terus menerus gonta ganti mobil. Pada tahap ini, makna kebutuhan sudah larut dalam kemewahan.
Untuk tetap hidup, semua orang membutuhkan hal yang sama, tapi untuk memenuhi tuntutan hidup setiap orang membutuhkan hal berbeda.
Jika hidup dibuat sulit maka kebutuhan harus dipenuhi, namun saat hidup dimaknai benar sederhana apapun bisa dilakukan dengan cara yang sederhana.
Contoh kecil, jika ingin menurunkan berat badan, cukup lakukan olah raga dengan berlari, beraktifitas yang banyak agar bverkeringat, lalu kurangi porsi makan dan atur asupan makanan.
Pada saat seseorang mampu melakukan hal-hal sederhana dengan penuh disipline, sudah barang pasti semuaya bisa dicapai sesuai dengan apa yang ditargetkan.
Yang sering terjadi adalah, orang membangun asumsi untuk menurunkan berat badan harus minum obat ini dan itu, makan makanan yang rendah kalori, dan tak perlu olah raga.Â
Lalu, apa yang terjadi? berat badan tidak turun, percaya diri menurun, kemudian depresi berkepanjangan. Jika mau menyimpelkan pola pikir, hal yang ribet tidak seharusnya terjadi.
Contoh lain lagi, ada banyak orang yang karena bisikan kiri kanan lalu membeli mobil dengan kredit. Katanya karena kebutuhan, nyatanya karena tuntutan.
Apa yang kemudian terjadi? hidup morat marit, bekerja demi menutup kredit, hanya karena ingin terlihat mapan dan tidak ingin malu pada keluarga besar.