Pola pikir (mindset) sangat mempengaruhi keputusan dan tindakan seseorang. Pola dan arah hidup berasal dari satu diantara dua pola pikir: scarcity atau abundance mindset.
Dalam dunia psikologi, terdapat dua jenis pola pikir. Fixed mindset atau yang dikenal dengar pola pikir tetap dan growth mindset yang mengarah pada pola pikir maju.
Saya tidak ingin membahas tentang fixed dan growth mindset, tapi tulisan kali ini akan mengarah ke scarcity dan abundance mindset. Pernahkah anda mendengar kedua istilah ini?
Scarcity mindset adalah pola pikir yang juga sama seperti fixed mindset, yaitu tipe orang yang sering mengatakan kalimat-kalimat yang berbunyi:Â
"minyak akan habis, dunia akan berakhir"
"lapangan kerja semakin sedikit, hidup makin sulit"
"hidup sudah susah, ngapain susahin diri".
Baca juga :Dua Penyebab Kesuksesan Sulit Menghampiri Seseorang
Kalimat seperti ini sangat mudah menutup kemungkinan seseorang untuk mau berusaha mencari solusi, sebaliknya pikiran akan terperangkap dalam masalah.
Orang-orang yang masuk dalam katagori scarcity mindset lebih fokus pada hal buruk yang mungkin terjadi ketimbang mengarahkan pikiran pada solusi.
Akibatnya, kerapkali pola pikir seperti ini akan memperburuk keadaan karena pikiran sudah disabotase oleh pengaruh negatif. Jika sudah masuk dalam tipe pola pikir ini, maka akan sangat sulit melihat sisi positif dari sebuah masalah.
Berbeda dengan scarcity mindset, abundance mindset bekerja ke arah positif. Seseorang dengan abundance mindset percaya akan munculnya solusi di setiap masalah.
Artinya, jika minyak berhasil ditemukan, diolah, lalu digunakan pada kedaraan, bukankah ada cara lain untuk menghidupkan kendaraan tanpa harus bergantung pada minyak.
Memang, dulunya orang beranggapan minyak sebagai satu-satunya sumber pembangkit tenaga listrik, tapi pada kenyataannya penemuan baru tidak lagi mengharuskan orang untuk mengandalkan minyak saja.
Adapun tenaga alternatif seperti baterai kedepannya akan mampu mensuplai kebutuhan listrik. Semua itu karena pegaruh intellectual capital, yaitu menggunakan kecerdasan sebagai modal.
Apa yang terjadi jika semua orang memegang prinsip scarcity mindset? pastinya penemuan baru akan sulut terjadi karena pola pikir negatif yang menghambat kemajuan.
Merubah Scarcity Mindset menjadi Abundance Mindset
Mengkambinghitamkan keadaan atas kegagalan adalah ciri khas orang yang memiliki scarcity mindset. Biasanya mereka gampang sekali menyalahkan keadaan atas kegagalannya.
Padahal, pola pikir jenis ini sangat menghambat seseorang untuk menemukan solusi atas permasalahan yang ada. Misalnya, orang yang berkata "jaman semakin susah, pekerjaan semakin sedikit"Â akan sangat sulit memperoleh pekerjaan.
Baca Juga:Â Lateral Thinking, Kunci Membangun Ide Bisnis dari Nol
Kenapa? karena pikirannya telah ditutupi dengan ketidakmungkinan. Jadinya, mereka akan condong mudah menyerah pada keadaan dan tidak mau berusaha lebih. Akhirnya, kesempatan baik akan tertutup rapat.
Apa yang seharusnya dilakukan jika seseorang memiliki ciri-ciri scarcity mindset?
- Berteman dengan orang-orang positif. Pikiran negatif sering datang karena pengaruh lingkungan tempat kita berada. Orang yang hidup dikelilingi orang yang berpikiran negatif akan membawa jenis pikiran yang sama.Â
Oleh karena itu, berusahalah untuk keluar dari zona nyaman dan carilah teman-temaan yang memiliki cara berpikir positif. Dengan cara ini, perlahan namun pasti, seseorang akan mampu mengubah pola pikir ke arah yang positif.
- Perbanyak Membaca Buku Positif. Buku yang kita baca juga sangat menentukan arah pikiran kita. Hindari membaca berita negatif dan perbanyak membaca hal-hal yang membangun.
Jika setiap hari kita dihadapkan dengan berita negatif, sudah barang tentu alur berpikir kita akan terbawa negatif. Â Gantilah bacaan dengan sesuatu yang menarik dan menambah pengetahuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H