Beberapa hari yang lalu saya membaca berita tentang kepergian pak Asrul dari kompasianer Nara Ahirullah. Rasanya saya tidak percaya bahwa beliau telah meninggalkan kita semua.
Saya memang tidak mengenal beliau secara personal, namun beberapa kali pernah saling membalas komentar di akun kompasiana. Bagi saya pribadi, beliau adalah sosok yang visioner dan memiliki pengetahuan luas tentang kebijakan persampahan di Indonesia.Â
Saya sering membaca tulisan beliau tentang regulasi sampah di Indonesia. Tentunya, kepakaran beliau tentang kebersihan lingkungan tak mungkin diragukan lagi.
Kepergian pak Asrul secara tiba-tiba memang sangat mengejutkan semua orang yang mengenal beliau. Meskipun demikian, semua kita akan pergi meninggalkan dunia ini, hanya perkara kapan dan dimana.
Oleh karena itu, ijinkan saya untuk memberikan beberapa saran kepada pihak Kompasiana agar kedepan bisa menjadi media kepenulisan terbesar di Indonesia.
Penghargaan kepada Penulis yang telah tiada
Pertama, ijinkan saya memberikan sebuah gagasan agar kiranya penulis yang sudah terdaftar di Kompasiana untuk bisa diapresiasi lebih baik dan lebih luas.Â
Ide ini terbesit dalam pikiran saya tepat setelah membaca berita meninggalnya pak Asrul beberapa hari yang lalu. Saya secara pribadi meyarankan kepada pihak Kompasiana untuk memberikan penghargaan dengan tiga mekanisme:
1. Bukukan tulisan : Saya sangat merekomendasi pihak Kompasiana untuk memilih tulisan-tulisan berharga dari almarhum, kemudian dilakukan proofread, editing, revising oleh tim Kompasiana untuk selanjutnya dijadikan buku.
Kenapa ini saya anggap penting? ada banyak sekali tulisan-tulisan almarhum yang sangat layak dibaca untuk menambah wawasan banyak orang tentang persampahan di seluruh Indonesia.
Adapun, buku yang sudah dicetak juga sebaiknya dipajang di etalase Kompasiana. Maka oleh karena itu, saya menyarankan pengelola website kompasiana untuk menambahkan kolom spesial untuk penulis yang sudah berpulang ke rahmatullah/yang telah tiada.
Apa manfaatnya? ada jejak digital tentang penulis dan rekam jejak karya. Semua anggota Kompasiana bisa mengakses dengan mudah walaupun sang penulis telah tiada, tapi hasil karyanya terus menawarkan manfaat bagi siapapun.
Selain itu, menyediakan kolom khusus untuk penulis yang sudah tiada adalah sebuah penghargaan besar akan buah tulisan yang selama hidup dituangkan.Â
Bukankah jasa pahlawan dihargai dengan mengenang sosok mereka? maka selayaknya Kompasiana juga menghargai penulis dengan menyediakan Kolom khusus untuk mengenang buah pikiran yang mereka torehkan di Kompasiana.
2.Berikan Centang Khusus :Â Hal kedua yang saya sangat sarankan adalah memberikan tanda khusus/ centang dengan warna spesifik. Ini bertujuan untuk dengan mudah mengetahui bahwa penulis tersebut telah tiada.
Misalnya, tanda centang merah dan sisipkan tanda bintang. Dengan lambang ini, semua anggota Kompasiana dapat dengan mudah menandai bahwa akun ini adalah pejuang Kompasiana yang sudah mendahului anggota grup lainnya.
Ini juga menjadi pengingat bagi kita semua bahwa pada waktunya kita akan meninggal dan tulisan-tulisan yang kita bagikan di Kompasiana akan terus dibaca sampai kapanpun dan DIMANAPUN.
3. Menawarkan Buku kepada Anggota Kompasiana:Â Nah, buku yang berhasil dicetak dan diletakkan pada etalase Kompasiana hendaknya juga ditawarkan untuk anggota Kompasiana.
Hasil persentase profit penjualan buku ini bisa disisihkan untuk kemudian disalurkan pada anggota keluarga almarhum. Saya sangat yakin, setidaknya 1.000 bisa terjual di akun Kompasiana dan anggota grup dengan senang hati mau membeli.
Ada dua manfaat yang bisa didapat. Kompasiana akan lebih maju dengan membukukan hasil karya penulis yang berbobot. Pihak keluarga yang ditinggal juga terbantu dengan akumulasi profit yang nantinya disalurkan kepada anggota keluarga alharhum.
Bukankah kita seharusnya saling membantu meringankan beban sesama? dengan cara ini Kompasiana juga tidak hanya berfungsi sebagai platform berbagi tulisan, namun juga media saling menjalin silaturrahmi ke sesama penulis yang tergabung di dalamnya.
Sebagai rasa hormat saya kepada almarhum H.Asrul Hoesein, saya menawarkan gagasan di atas kepada tim Kompasiana. Jika berkenan, mohon dikiranya ditindaklanjuti.
Rekomendasi yang saya berikan berlaku kepada semua anggota Kompasiana yang telah mendahului kita semua terlepas jenis centang yang diperoleh.
Ragam tulisan hasil karya berbagai latar belakang kompasianer sangat layak diapresiasi dengan cara dibukukan dan dipajang pada etalase khusus pada platform Kompasiana ketika mereka telah tiada.