Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Tiga Strategi Jitu Melejitkan Bisnis

11 November 2022   14:37 Diperbarui: 11 November 2022   14:45 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi analisa bisnis. www.freepik.com

Sebuah bisnis yang dibangun tanpa persiapan matang akan mudah goyang diterpa angin. Ada tiga strategi yang setidaknya dapat membantu sebuah bisnis dari terpaan angin atau badai sekalipun. Mari kata bahas!

Dalam dunia bisnis, inovasi memiliki peran penting. Sayangnya, tidak semua pelaku bisnis mampu melakukan inovasi karena kurang terstrukturnya sebuah bisnis.

Seorang profesor di universitas Harvard, Professor Levitt memberikan sebuah pendapat tentang perbedaan kreatifitas dan inovasi:

 "Creativity thinks up new things. Innovation does new things.

Ada perbedaan mendalam antara kreatifitas dan inovasi. Kreatifitas adalah berpikir tentang sesuatu yang baru, sedangkan inovasi adalah melakukan sesuatu yang baru.

Ketika melakukan sebuah invovasi dalam sebuah bisnis, perlu dipahami bahwa beberapa cara sederhana bisa dilakukan. Seperti, melakukan sapaan, bahasa tubuh, bahkan warna baju sekalipun bisa menjadi sebuah inovasi dalam bisnis.

Seringkali kita melihat sebuah bisnis yang enggan melakukan sebuah inovasi untuk merubah pola bisnisnya. Contoh sederhana, cara memperlakukan pelanggan dan sapaan yang digunakan.

Bisnis-bisnis kecil acapkali mengabaikan hal ini, akhirnya mereka condong fokus pada produk dan tidak membangun kedekatan dengan pelanggan. Alhasil, bisnis terlihat maju di awal, lalu perlahan jatuh diterpa badai.

Dalam konteks bisnis, pelanggan membutuhkan sebuah pengalaman dalam transaksi bisnis. Artinya, sebuah ucapan sederhana seperti "silahkan duduk disini, pak/buk", "mari saya bantu ya, pak/buk", bagaimana hari ini, sehat, pak, buk" memberikan pengalaman berbeda. 

Jika tidak percaya, coba ingat-ingat toko/warung/kafe/restauran yang pernah kita kunjungi, apa yang membuat kita kembali kesana? jawabannya adalah sebuah KESAN.

Nah, banyak sekali bisnis-bisnis kecil yang luput dari hal penting ini. Mereka menjalankan bisnis hanya sekedar saja, bahkan ada yang jangankan sapaan, muka saja judes. 

Padahal, dengan sekedar rutin menyapa pengunjung, akan tercipta memori dan kesan baik di pikiran pelanggan. Nantinya, mereka juga akan merekomendasi tempat ini kepada teman-teman dan keluarga.

Inovasi juga tidak hanya terfokus pada melakukan hal baru, namun juga mempertimbangkan apa yang layak dan cocok dilakukan. Misalnya, seorang salesperson bisa bertanya "ada yang bisa saya bantu, pak/buk?" atau "pernah kesini sebelumnya, pak/buk?".

Dua pertanyaan di atas tentunya memiliki dua jenis jawaban. Jenis pertanyaan pertama umumnya tidak menciptakan percakapan lebih lanjut, sedangkan yang kedua bisa mencairkan suasana dan lebih mudah untuk mengenalkan produk sebuah bisnis.

Ini bermakna, sebuah pertanyaan kepada pelanggan juga harus diperhatikan dengan baik. Tujuannya adalah agar pelanggan merasa terbantu saat berada di tempat ketika membeli dan dengan otomatis akan membuat pelanggan mudah mengeluarkan uang.

Bayangkan saja, jika anda berkunjung ke sebuah toko lalu ditelantarkan begitu saja tanpa disapa dan ditanya apapun, apakah anda akan mengeluarkan uang di toko tersebut? 

Disamping itu, inovasi juga bisa berupa pemilihan warna yang menggambarkan bisnis. Hal simpel seperti baju seragam, warna ruangan, warna pencahaan, dekorasi ruang sangat mempengaruhi penjualan. 

Setiap warna memberkan efek berbeda pada yang melihat. Kenapa McDonald's, KFC dan bisnis-bisnis yang sudah sangat ternama memiliki satu dan dua warna yang sangat khusus? tentunya ada alasan mendasar.

Inovasi sendiri harus memiliki dua kunci utama, yaitu kemudahan dan fokus pada pelanggan. Sebuah bisnis sejatinya menghadirkan kemudahan bagi pemiliknya, dan juga memberi kemudahan pada pelanggan.

Sebuah inovasi tidak dapat memberi efek tanpa sebuah pengukuran. Melakukan sebuah inovasi harus disertai pula dengan penilaian apakah inovasi itu bekerja dengan baik.

Caranya adalah dengan mengukur kesuksesan sebuah inovasi. Misalnya, bagaimana cara mengetahui jika sebuah ucapan atau sapaan bekerja dengan baik?

Nah, disini pelaku bisnis perlu memiliki sebuah standar penilaian yang terukur dengan memasukkan komponen waktu, perbandingan profit dan jenis produk yang terjual.

Kita ambil contoh sebuah kafe yang menjual berbagai macan jenis minuman dan makanan. Setelah sebuah inovasi diterapkan, perlu dicatat dengan baik perbandingan jumlah pelanggan sebelum dan sesudah hal baru diterapkan.

Lalu, liat seberapa besar perbandingan omset penjualan seperti jenis minuman, makanan, atau produk lainnya. Dengan mengukur memakai ANGKA maka akan didapat sebuah jawaban pasti.

Apakah inovasi yang baru saja dilakukan BERHASIL?. Jika tidak, perlu ada evaluasi kembali dan penilaian serta perubahan menyesuaikan dengan kriteria target pelanggan.

Mengukur sejauh mana bisnis berkembang harus dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Ini berarti standar penilaian sudah harus ditentukan jauh-jauh hari.

Angka-angka kecil layaknya jumlah pengunjung di pagi, siang, sore, dan malam hari sama pentingnya dengan jenis produk yang terjual pada jam dan hari tertentu.

Kenapa ini perlu dicatat? karena pada hakikatnya sebuah bisnis yang bisa maju cepat sangat tergantung pada DATA yang bisa dianalisa dengan baik.

Mari kita ilustrasikan begini, anggap saja anda membuka sebuah kafe dengan 5 jenis minuman dan 10 jenis makanan. Setiap harinya pelanggan datang di jam yang berbeda. 

Dengan mencatat jumlah pelanggan pada jam tertentu dan melihat menu apa yang terjual di jam tersebut, pemilik kafe bisa mendapatkan dua hal penting, yaitu jenis menu favorit dan jam terbaik untuk menjual menu tersebut.

Nantinya, data ini bisa digunakan untuk memperbanyak menu yang lebih diminati pada jam tertentu. Dan satu lagi, catat juga katagori umur pengungjung, apakah remaja, dewasa atau orang tua.

Ini juga bermanfaat untuk membuat standar pelayanan yang terukur. Pastinya remaja tidak suka disapa dengan sapaan formal, begitu pula orang dewasa, ada kata-kata yang lebih cepat memberi kesan dan tentunya pesan.

  • Pengelompokan

Saat sebuah bisnis sudah berjalan baik berkat inovasi yang terukur, maka waktunya melakukan pengelompokkan. Apa sih maksudnya?

Begini penjelasannya! Kalau saja sebuah kafe dengan 6 orang karyawan memiliki 6 tipe pelayanan, bukankah ini akan membuat binggung pelanggan.

Pada contoh sapaan sebelumnya, jika masing-masing karyawan menyapa di waktu berbeda dan memakai sapaan yang berbeda, maka disini sebuah bisnis sedang melakukan sebuah kesalahan.

Bisnis yang baik memiliki standar dan sistem yang baik pula. Untuk memaksimalkan penjualan, apapun yang dilakukan haruslah seragam, dikelompokkan sesuai waktu, jenis, dan pola.

Jadi, sebuah kafe dengan 6 karyawan haruslah memiliki jenis sapaan yang sama, waktu menyapa yang sama, dan juga seragam dengan warna yang sama. 

Contoh lain, jika anda mengunjungi sebuah tempat pangkas rambut yang memiliki anggaplah 5 karyawan, pada hari pertama anda diperlakukan dengan baik, setelah rambut dipotong lalu diberikan pijatan sekitar 5 menit baru kemudian diberikan segelas teh dingin.

Dengan servis yang memuaskan seperti ini anda dengan sukarela akan datang kembali untuk memangkas rambut sebulan kemudian. Anda kembali duduk di kursi pangkas dan rambut anda dipotong oleh orang berbeda.

Kali ini setelah rambut selesa dipotong, tidak ada pijatan sama sekali dan anda hanya diberikan teh panas. Apa yang akan terbesit di pikiran anda?

Pasti anda akan merasa sedikit jengkel dan merasa tidak puas, walau anda tidak menunjukkan kepada karyawan pangkas. Yang jelas kali berikutnya anda pindah ke tempat lain.

Tanpa penyamaan atau pengelompokkan metode atau cara melayani maka akan menghasilkan kesan berbeda pada pelanggan. Inilah sebabnya sebuah bisnis dapat bertahan lama jika mampu mempertahankan cara melayani pelanggan.

Sebaliknya, sebagus apapun produk jika cara pelayanan berbeda antar karyawan, apalagi dengan muka judes maka jangankan badai, angin sepoi-sepoi pun bisa meruntuhkan bisnis tersebut secara perlahan.

Sebuah bisnis tanpa sistem akan membuat metode berjalan tanpa arah dan menjadikan segala sesuatu tidak terstruktur. Kegagalan pada sebuah bisnis seringkali bukan karena kekurangan modal, tapi karena kealpaan ilmu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun