Saya memiliki beberapa teman yang merokok. Dulunya saat masih sering berkumpul, kepulan asap rokok bisa memenuhi meja. Ya, saat itu saya tidak terlalu perduli jika mereka merokok, tapi sekarang no way!
Merokok itu pilihan, setidaknya pilihan untuk sakit. Lain dulu, lain sekarang. Saya lebih memilih duduk jauh dari perokok, walau sesekali karena keadaan terpaksa harus 'mengalah'.
Bagi perokok, hisapan adalah sebuah kenikmatan. Tentu ini tidak berlaku bagi penghisap asap yang berada di sampingnya. Asap rokok adalah polusi penyebab kanker paru-paru.
Kenapa Anak-Anak harus dijauhi dari Perokok?
Paru-paru dan sistem imun pada anak belum berkembang 100%. Artinya, paparan asap rokok bisa lebih berbahaya bagi anak-anak ketimbang orang dewasa.
Anak yang sering terpapar asap rokok akan lebih mudah mengidap penyakit asma, infeksi paru-paru seperti pneumonia. Selain itu, penyakit meningitis juga bisa menimpa anak-anak yang aktif terpapar asap rokok.
Meningitis adalah infeksi yang menyerang bagian otak dan berakibat kerusakan saraf otak jika tidak ditangani segera. Data dari https://www.tobaccoinaustralia.org.au meyebutkan bahwa anak berumur 1-19 tahun bisa terjangkiti meningitis karena faktor asap rokok.
Di Australia pada tahun 2009 ada 259 kasus penyakit meningitis yang terdeteksi. 10% yang mengidap penyakit ini meninggal dunia. Jelas ini bukan hal bisa dianggap sederhana.
Jadi, sebaik mungkin jauhi anak dari paparan asap rokok. Jika anak memiliki teman perokok maka beri mereka pengertian tetap akibat asap rokok. Edukasi anak sebaik mungkin tentang kesehatan dan bahaya rokok.
Memang kita tidak bisa memilih siapa teman anak, namun kita bisa mendidik anak untuk bijak memilih teman dan menjaga pergaulan yang positif.
Masalah kesehatan tidak bisa ditawar-tawar. Sekali terpapar asap rokok, ada harga yang harus dibayar. Mereka yang merokok tidak ambil pusing ketika orang lain sakit akibat ulah isapan mereka.Â