Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Cukai dan Perokok: Menerawang Sisi Manfaat dari Jumlah Kematian

8 November 2022   21:47 Diperbarui: 12 November 2022   05:05 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Data yang dipaparkan tobaccofreekids.org menunjukkan jumlah angka kematian akibat rokok di Indonesia melebihi 200 ribu jiwa per tahun. Menariknya lagi, 33.8% perokok adalah para remaja berumur 15 tahun keatas dan 19.2% perokok berkisar antara 13-15 tahun.

Angka kematian yang disebabkan perokok juga berimbas pada mereka yang tidak merokok (second hand smokers). Setidaknya merujuk pada data dari sumber yang sama, 52 ribu dari 290 ribu yang meninggal per tahun adalah perokok pasif.

Sementara total biaya kesehatan untuk menangani efek merokok mencapai 27 trilyun, setara dengan 0.1% pendapatan negara Indonesia. Jumlah perokok terus naik, namun beban negara makin bertambah. 

Lantas, apakah dengan kenaikan biaya cukai, jumlah perokok akan berkurang dan beban negara hilang?

Saya rasa tidak semudah itu!. Efek merokok itu sulit dihilangkan karena sifat candu yang terlanjur menetap di otak perokok. Untuk berhenti merokok, perokok bukan hanya perlu niat tapi juga tekad kuat.

Nah, kenaikan biaya cukai memang membuat harga rokok naik. Meskipun demikian, ini tidak serta merta menjadikan perokok kapok. Toh, ada banyak cara lain untuk mengakses rokok.

Permasalahan rokok di Indonesia tidak bisa hanya dilihat dari sidut pandang jumlah, namun perlu dianalisa secara mendalam bagaimana kemudahan akses rokok pada kaum remaja.

Tren merokok di Indonesia pada dasarnya sudah menjadi sebuah identitas kepribadian. Perokok erat kaitannya dengan kata 'keren', 'maskulin', 'maco'.

Lebel ini datang bukan tanpa alasan. Lihat saja iklan rokok, bagaimana tampilan pemeran iklan, pemilihan warna, sampai gambar yang dipampang besar di billboard di jalan utama perkotaan sampai spanduk di sudut pedesaan.

Fenomena perokok melekat erat pada setiap orang di Indonesia. Harga sebuah iklan rokok tidak murah, begitupula dengan target iklan yang diharapkan. 

Ada harga yang harus dibayar dari setiap spanduk yang berkibar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun