Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Esensi PR dalam Ranah Pendidikan, Menilik Manfaat dan Efektivitas Jangka Panjang

27 Oktober 2022   13:24 Diperbarui: 27 Oktober 2022   18:00 1046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah suatu ketika seorang security di kantor meminta bantuan saya untuk menyelesaikan tugas anaknya yang saat itu masih duduk di bangku sekolah dasar. Setelah saya mengecek tugas yang diberikan ternyata isinya benar-benar sulit.

Jenis tugas yang dibebankan ke siswa tidak sesuai dengan tingkat pemahaman siswa dan guru tidak memberi arahan dengan jelas. Satu lagi yang saya amati, soal yang ada di buku dibuat tidak sesuai dengan kaedah assessment.

Di berbagai kesempatan, saya sering menganalisa buku berbeda yang dipakai siswa di tingkat berbeda (SD, SMP, SMA), dan yang saya dapatkan adalah jenis soal yang dibuat tidak mencerminkan teori penilaian yang benar.

Misalnya, pembuatan soal multiple choice yang tidak relevan dengan konteks soal yang ditanyakan dan beberapa jenis soal essay yang memakai kata terlalu abstrak sehingga siswa tidak bisa memahami maksud soal.

Di kesempatan lain, partner kerja saya seorang bule Amerika sering menemukan bentuk soal bahasa Inggris yang isinya salah terpampang jelas di buku-buku yang dipakai siswa di sekolah, termasuk soal-soal ujian yang terkadang tidak memenuhi standar penilaian.

Seberapa Besar Porsi PR yang Sesuai

Dalam pemberian PR kepada siswa, seorang guru harus terlebih dahulu memahami kemampuan siswa dan latar belakangnya. Kenapa? Karena masing-masing siswa memiliki latar belakang keluarga yang berbeda.

Ada yang kedua orangtua bekerja, ada yang salah satunya bekerja, ada juga yang kedua orangtuanya telah tiada. Jadi, ketika tugas yang sama diberikan kepada siswa dengan latar belakang berbeda, tentunya akan memberikan beban berbeda pada siswa.

PR juga memberi dampak psikologis jika diberikan tidak tepat. Misalnya, siswa yang tidak tahu harus minta bantu ke mana ketika diberikan tugas akan merasa sedikit terbeban jika tugasnya tidak selesai.

Sama halnya ketika siswa yang begitu mudah menyerahkan PR kepada orangtua atau kepada anggota keluarga yang lain, lalu esensi PR hanya berakhir sebagai sebuah simbol saja. Yang penting udah dikerjain dan selesai.

Jadi, menurut hemat saya, guru harus terlebih dahulu memetakan latar belakang siswa dengan terperinci, kemampuan dan daya tangkap siswa, serta jenis tugas dan manfaatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun