Di era teknologi sekarang ini, smartphone menjadi benda yang paling sering digenggam anak ketimbang sebuah buku. Rasanya sulit membesarkan anak tanpa melibatkan smartphone, khususnya bagi kedua orang tua yang bekerja penuh waktu.
Sebenarnya, ada tiga cara yang sangat efektif untuk melahirkan generasi pembaca dari dalam rumah. Yang paling penting adalah memiliki niat untuk membesarkan anak dengan lingkungan buku agar menumbuhkan rasa cinta pada buku.
Perkenalkan Buku Sedini Mungkin pada Anak
Pengalaman saya membesarkan anak menunjukkan bahwa hal yang paling utama untuk dilakukan orangtua adalah memperkenalkan buku pada anak di umur 2 bulan.Â
Tujuan pada fase umur 2-5 bulan adalah sekedar memperlihatkan gambar pada anak. Buku yang dipilih juga seharusnya buku yang bisa gampang dipegang anak dengan isi bergambar cerah, walaupun pada tahap ini anak hanya sekedar menyentuh saja.
Rasa ingin tahu anak terbentuk dari apa yang dilihat secara konsisten. Jika anak sudah dibiasakan menyentuh buku dan perlahan memegang dan membolak balik halaman buku, maka visualisasi di otaknya akan merekam informasi dari sentuhan tangan.
Hal yang sama berlaku pada anak yang dari bayi sudah diberi sentuhan smartphone dan dibiarkan menonton, memori di otak akan merekam informasi visual yang diserap anak dari yang didapat dari smartphone.Â
Oleh sebab itu, sebaiknya jangan memberikan smartphone pada anak di umur 0-12 bulan, dan akan lebih baik lagi orang tua menggunakan smartphone tidak didepan anak.
Pada saat orang tua mengenalkan buku ke anak, bacakan satu atau dua kata berulang dan tunjukkan pada gambar yang ada di buku. Disini orang tua perlu mengulang-ngulang kata yang sama dan tunjukkan ekspresi wajah. Biasanya bayi akan merespon dengan mmik wajah yang berubah.
Pertahankan Ritme dan Waktu Membaca
Saat anak sudah terlihat tertarik pada buku, jagalah ritme waktu membaca buku kepada anak. Misalnya, cari waktu saat anak sedang merasa nyaman dan berikan buku pada anak lalu sebutkan kata-kata dengan menunjukkan gambar ke anak.
Tujuannya adalah agar anak membentuk ritme membaca di otaknya, dengan sendirinya anak akan membentuk pola membaca yang teratur. Cara seperti ini menghadirkan sebuah momen kedekatan antara orang tua dan anak secara intens.
