"The mother is the center of the baby's world, and the baby is intensely tuned in to her feeling world."
Jumlah ibu pekerja atau yang sering dikenal dengan sebutan working mom semakin meningkat seiring meroketnya tuntutan ekonomi.Â
Seringnya, alasan perempuan menjadi seorang working mom bisa karena faktor karir, tuntutan kebutuhan, atau bayak juga disebabkan tujuan membantu ekonomi keluarga.
Terlepas dari latar belakang yang mengharuskan seorang perempuan bekerja, ada sisi psikologis yang berakibat pada perkembangan psikologis anak karena ditinggal oleh ibu yang 'seharusnya' berada di samping anak.Â
Tulisan ini ingin membahas efek yang membekas pada anak ketika seorang ibu diharuskan untuk bekerja di luar rumah. Perlu dipahami bahwa tulisan ini tidak untuk men 'judge' working mom, namun lebih untuk membagi pengetahuan.
Efek bondingÂ
Dalam sebuah buku yang saat ini sedang saya baca The Emotionally Absent Mother ditulis oleh Jasmin Lee Cori Ada beberapa hal yang menarik tentang efek ketidakhadiran ibu membersamai anak.
Kembali sejenak ke kutipan di awal tulisan bahwa ibu adalah pusat dunia bagi anak. Betapa tidak, sumber makanan dan minuman yang diterima anak melalui plasenta sejak dalam kandungan menjadi gerbang terbentuknya sebuah 'koneksi' batin antara ibu dan anak.
Sejak hari pertama terlahir ke dunia, seorang anak menanti dua hal dari seorang ibu: kenyamanan dan keamanan. Lalu kemudian kehangatan yang mereka terima dari pelukan dan tatapan membentuk trust atau lumrah dikenal dengan kepercayaan.
Apa yang terjadi jika ibu harus bekerja dan memiliki waktu singkat bersama anak? Kontak fisik antara seorang ibu dan anak memiliki efek luar biasa bagi anak yang tidak bisa digantikan dengan apapun.