Pada kenyataannya,yang salah bukanlah program dietnya, namun reward yang diberikan tidak tepat. Seharusnya ketika berhasil melakukan hal positif maka reward yang datang juga harus positif.
Yang paling baik lagi adalah menjadikan tujuan sebagai  reward. Intinya, apa yang kita anggap benar, bisa saja salah jika tujuannya sebagai sebuah pembenaran.
Contoh lain, saat orangtua melarang anaknya nonton youtube selama dua hari, lalu kemudian menghadiahi anak dengan mengijinkan menonton selama 30 menit, maka pola seperti ini sebenarnya tidak bertujuan untuk memutuskan sebuah kebiasaan buruk.
Jadi, memberikan reward karena berhasil melakukan sesuatu yang baik harus disertai dengan sesuatu yang positif pula. Adapun kebiasaan yang buruk tidak akan bisa terputus jika masih berulang walau hanya satu atau dua kali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H