Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tantrum pada Anak, Sebab dan Cara Mengatasinya

28 Januari 2022   11:48 Diperbarui: 29 Januari 2022   09:17 1204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak tantrum (Sumber: Shutterstock via lifestyle.kompas.com)

Umur 1-3 tahun merupakan fase di mana anak sangat perlu dekat secara emosional dengan orangtua. 

Keseimbangan kedekatan antara seorang ayah dan ibu bersama anak dapat menciptakan emosi yang stabil secara alamiah.

Pada saat orangtua gagal membersamai anak maka ini bisa memperburuk kondisi psikis anak. Fungsi orangtua sebagai role model sangatlah penting bagi anak dan tidak bisa digantikan orang lain.

Anak perlu belajar cara berkomunikasi dengan baik dan berinteraksi dengan layak dari orangtua mereka. 

Cara orangtua berkomunikasi sangat berpengaruh kepada mood anak, begitupula bagaimana orangtua berinteraksi dengan anak.

Sifat orangtua yang tenang juga bisa diserap anak menjadi bagian dari kepribadian anak kelak ketika dewasa. Pun demikian, menanggapi emosi anak dengan marah-marah juga bagian yang akan membentuk karakter anak.

Orangtua menyiram, anak akan tumbuh sesuai siraman

Baik atau tidaknya kualitas kontrol emosi anak sangat ditentukan oleh bagaimana orangtua menyiram emosi kepada anak. 

Mereka yang condong suka marah kepada anak dan berteriak, maka anak mewarisi sifat yang sama pada anak.

Sifat lemah lembut, bawaan tenang, suka bercanda bersama anak melahirkan sosok pribadi anak yang sama seperti orangtuanya. 

Kualitas bayangan sangat tergantung pada cermin yang membiaskan. Jika cermin kotor maka kualitas bayangan akan buruk, namun cermin yang bersih memberikan efek bayangan yang terang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun