Kemampuan mengatur waktu tidak didapat dengan mudah, kebiasaan dan pembiasaan saat kecil akan membentuk konsep memakai waktu dengan benar dan bijak.
Sebagai orangtua, kita perlu memahami pola pembiasaan yang benar sehingga anak tidak larut dalam kebiasaan yang merugikan yang pada akhirnya menjadi bom waktu bagi mereka saat dewasa.
Banyak anak remaja hingga dewasa tidak mampu memanfaatkan waktu dengan baik karena pembiasaan yang tidak tepat saat mereka kecil. Ada sebagian besar yang bahkan terlanjur besar dengan konsep membuang-buang waktu.
1. Ajarkan Anak Makna Waktu sejak Kecil
Tanpa kita sadari banyak di antara orangtua yang jarang atau bahkan alpa mendidik anak tentang waktu. Konsep waktu perlu dipahami oleh anak sedari kecil. Anak sejak hari pertama lahir belajar mengenal waktu melalui pola pembiasaan orangtua.
Saat masih menyusui, anak perlahan belajar mengenal jam makan melalui rutinitas menyusui. Anak juga belajar tentang jam istirahat setelah kenyang dan seterusnya.
Secara alamiah, pembiasaan seorang ibu dalam menyusui membentuk kebiasaan anak mengenal hal-hal dasar seperti makan, minum, istirahat, dan terbangun. Anak 'menangkap' pesan waktu melalui pembiasaan sang ibu.
Dengan kondisi emosional yang tidak stabil, seorang ibu dapat tanpa sengaja membiasakan kebiasaan yang buruk pada bayi. Terlebih, katakanlah, dalam keadaan stres pola makan anak akan berubah karena faktor psikologis ibu yang tidak bagus.
Memasuki umur dua tahun, anak mulai mengenal asupan makanan padat pengganti ASI. Di sini anak akan mulai belajar jam makan orang dewasa melalui peran ibu dan juga ayah atau anggota keluarga yang lain.
Jika orangtua membentuk kebiasaan makan yang tidak pada waktunya maka anak akan belajar sesuai pembiasaan. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memiliki jam makan yang teratur untuk anak mulai dari umur dua tahun.