Guru adalah sebuah nama atau sebutan yang kerap disandingkan dengan ilmu. Dari tangan seorang guru bisa lahir banyak profesi. Namun, siapakah guru pertama kita?
Jauh sebelum kaki bisa melangkah, sebelum tangan mampu menggenggam,bahkan sebelum lisan bisa berucap, sosok ibu adalah guru pertama bagi setiap anak.
Betapa tidak, kita semua berhutang selama sembilan bulan di dalam rahim ibu, disana kita makan, tidur, dan tumbuh setiap harinya. Hingga, saat itu tiba kita mulai menangis di hari pertama.
Perlahan ia mulai mengenalkan kita tentang bunyi dari setiap senyum yang merekah. Bunyi yang akhirnya kita mampu mengenal huruf dan nama dari setiap benda sekitar.
Tahun berganti, kita mulai bisa melangkah dan terus belajar hal baru dari seorang ibu. Lalu, dengan bimbingan seorang ayah kita mampu berinteraksi dan berkomunikasi.
Waktu berlalu, lisan kita mulai lancar berbicara, mengaitkan kata demi kata menjadi rentetan kalimat. Keluh dan kesah kini mulai tersampaikan, rasa senang dan sedih begitu mudah diluapkan.
Kadang kita berbuat salah, namun ibu dan ayah tidak merasa marah. Mereka sabar membimbing, mendidik dalam setiap ulah yang kita perbuat. Tak ada rasa jenuh walau waktu terasa begitu lambat berlalu.
Di setiap keringat mereka, ada begitu banyak pelajaran yang tak terlihat, tertutupi senyuman yang tulus dari lubuk hati. Ada kebohongan yang tak disadari demi si buah hati.
Mata yang sulit terpejam menjaga kita sampai terlelap. Ada banyak cerita dari kisah hidup mereka, setiap sudut rumah yang kita hiasi dengan warna-warni.
Saat usia sekolah tiba, ayah begitu bangga membawa kita ke pintu gerbang. Balutan baju seragam di hari pertama mengenalkan kita pada sosok guru.