Orangtua, Bijaklah Saat Menggunakan Smartphone di Depan Anak

Pagi ini saya menikmati secangkir kopi di sebuah warung kopi. Duduk tepat di sebelah saya, seorang ayah dan anak sambil memegang smartphone. Keduanya terlihat sibuk dengan layar HP mereka. 

Di kesempatan yang lain, saya kerap sekali menemukan keluarga dengan suasana seperti ini. Ada keluarga yang duduk semeja namun masing-masing sibuk dengan HP pintar mereka. Yang lebih miris lagi, anak-anak dengan rentan umur 10 tahun ke bawah sudah terbiasa dengan HP pintar di tanganya.

Sangat sulit sekali menemukan keluarga yang duduk semeja sambil berbicara satu sama lain. Berbeda sekali di saat smartphone belum datang merenggut waktu bersama keluarga.

Di satu sisi, saya gelisah melihat suasana seperti ini. Orangtua tidak lagi berlaku bijak sehingga 'membiarkan' anak larut meratapi layar smartphone.

Banyak alasan yang lumrah dilontarkan orangtua sehingga membiarkan anak bebas mengakses dunia maya. Ada alasan yang bisa diterima dan tentu ada yang tidak. Dari semua alasan yang ada, smartphone tidak lebih sekadar agar anak tidak 'mengganggu' orangtua. 

Walau kita menyadari, smartphone memiliki banyak manfaat, namun membiarkan anak tenggelam dengan smartphone adalah sebuah kesalahan fatal yang dilakukan orangtua di zaman sekarang.

Hilangnya kemampuan FOKUS pada anak

Banyak studi atau penelitian yang sudah dilakukan oleh pakar otak, sehingga mereka berakhir pada kesimpulan melemahnya kemampuan fokus jika berlebihan menggunakan smartphone. 

Anak di bawah umur 10 tahun sangat perlu bahkan WAJIB mendapatkan rangsangan dari luar agar otak dapat berfungsi normal secara alamiah. Adapun kehadiran smartphone menghilangkan peran rangsangan sehingga otak tidak berkembang dengan baik.

Apa yang terjadi saat anak sering menggunakan smartphone?