Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bagaimana Caranya Memilih Jenis Mainan Terbaik untuk Perkembangan Otak Anak?

29 Juli 2021   18:39 Diperbarui: 1 Agustus 2021   08:00 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi maianan anak. (Ilustrasi gambar: unsplash.com)

Ada banyak jenis permainan yang tersedia saat ini, tapi orangtua perlu memahmi jenis permainan yang memiliki manfaat bagi anak. Dengan kondisi pandemi yang mengharuskan anak menghabiskan waktu di dalam rumah, pelampiasan melalui HP kadang tidak dapat dibendung.

Banyak alasan secara ilmiah yang menjelaskan jenis permainan terbaik sesuai umur anak. Berikut beberapa tahapan umur yang mesti dipahami orangtua.

  • Umur 4 bulan anak mulai mencoba menggunakan tangan untuk mengambil objek/benda
  • Umur 6 - 7 bulan anak mulai menggunakan dan mengendalikan objek/benda dengan dua tangan
  • Umur 9 bulan anak sudah mulai bisa menggenggam objek kecil dengan tangan

Jadi, fase umur 4 - 9 bulan dikenal dengan istilah solitary activity, apa itu? anak condong masih bermain sendiri, namun menjelang akhir tahun pertama anak mulai secara perlahan berinteraksi dengan anak lainnya.

Nah, saat anak mulai bisa menggenggam objek sendiri, ini adalah fase paling baik untuk orangtua menemani anak bermain bersama (playmate). Contoh sederhana, memainkan objek kecil seperti boneka sambil mengajaknya berbicara.

Kenapa menggunakan objek sambil mengajak bicara itu penting dilakukan?

Umur 1 tahun seorang anak sedang belajar berbahasa, berinteraksi, dan belajar sebab-akibat.

Tiga keahlian ini tidak bisa didapat dengan sendirinya tanpa kehadiran orangtua. Jadi, mengajak bicara anak sambil bermain memiliki peran penting untuk mentransfer pesan ke otak anak agar bisa disimpan menjadi database.

Selain meningkatkan kemampuan tiga hal ini, anak juga mulai belajar melalui indra penglihatan, penciuman, pendengaran, dan perasa. Artinya, tangan, mata, telinga dan lidah juga belajar merekam dan juga mentransfernya ke otak.

Tahapan ini harus menjadi rujukan ke orangtua untuk membeli permainan yang berbeda bentuk, warna, dan juga suara. Serta, jenis makanan walaupun masih M-PASI harus bervariasi agar indra penciuman dan perasa bisa bekerja aktif.

Lalu, apa tahapan selanjutnya?

Anak mulai belajar bagaimana cara kerja objek/benda

Ketika anak sudah bisa menggunakan panca indra dengan baik, mereka akan mulai melatih rasa ingin tahu mereka. Disini orangtua juga harus pinter memilih jenis permainan. Bukan hanya karena mahal atau bagus, tapi pahami manfaatnya.

1. Cermin

Walau terlihat sederhana, memiliki fungsi untuk mengajari anak arti refleksi. Anak bisa belajar bagaimana sebuauah cermin bisa memantulkan gambar yang sama, dan ini sangat menarik untuk seorang anak umur 1 tahun. 

2. Susun-menyusun

Permainan ini berfungsi untuk mengaktifkan fungsi saraf motorik anak. Selain itu, juga mengajari anak warna sambil bermain. Caranya, sambil bermain bersama anak sebutkan warna dan juga hitung. Anak akan belajar arti angka dan warna perlahan.

3. Permainan tarik dan dorong

Jenis permainan yang bisa di tarik dan dorong akan memberi manfaat untuk perkembangan otok. Anak yang mulai belajar jalan membutuhkan pergerakan maju dan mundur. Melalui mainan orangtua bisa mengajarkan anak cara menarik dan mendorong dengan baik.

Bagaimana tahapan berikutnya, umur 1.5 - 2 tahun

Fase umur 1.5 tahun keatas seorang anak mulai memahami fungsi dari sebuah objek/benda. Misalnya apa guna lampu, telpon, dll. Disini anak mulai mengasah keingintahuannya lebih dalam melalui trial and error.

Jadi, bagi orangtua jangan cepat marah ketika anak di umur ini mencoba banyak hal seperti mencoret, menumpahkan air, melempar, menekan remot tv, menghidupkan atau mematikan lampu. Tahapan ini memang wajar terjadi.

Disisi lain, anak pada tahapan umur ini juga mulai belajar arti fungsi dan tujuan sebuah benda. Contoh, fungsi sebuah cermin untuk memantulkan gambar, remote dipakai untuk menghidupkan sesuatu, dan gelas untuk minum.

Orangtua jangan hanya membiarkan anak bermain sendiri. Tapi, sertai anak sambil mengajarkan arti dan kegunaan sebuah benda dengan memberikan contoh sambil bermain. 

Sebenarnya, tidak perlu menghabiskan uang dengan membeli mainan mahal, cukup gunakan objek/benda yang ada di rumah. yang penting adalah orangtua paham tahapan umur dan jenis permainan yang sesuai.

Ingat, membeli mainan bukan sekedar bertujuan agar anak lalai dan bermain. Namun, orangtua wajib menyertai anak dan melatih anak agar fungsi otaknya bekerja dengan baik. Caranya? ya, bermainlah bersama anak.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun