"It's a scientific fact that when babies feel happy and secure they release a hormone, oxytocin, which acts like a fertiliser for their growing baby brains. Doing these activities while smiling, talking and listening to your baby will trigger the hormone oxytocin which will promote brain growth."
Kutipan tulisan di atas saya dapat dari sebuah artikel tentang perkembangan otak anak. Ada beberapa hal menarik dan sangat penting bagi orangtua untuk memahami bagaimana cara kerja otak anak agar cara pengasuhan kita sebagai orangtua tidak salah arah. Berikut saya akan mengualas dengan detail.Â
Perlu diketahui bahwa otak anak mengalami perkembangan pesat sejak lahir sampai umur 3 tahun. Ada jutaan koneksi sel dibagikan otak anak setiap DETIK terjadi. Koneksi ini hanya terbentuk jika ada Stimuli dari luar.Â
Perkembangan fisik anak erat kaitannya dengan otak. Artinya perkembangan fisik akan terhambat saat perkembangan otak terganggu. Ada anak yang lambat berbicara karena JARANG mendapat INPUT dari orangtua. Ada yang sulit berkonsentrasi karena pengaruh bentakan atau kata-kata kasar orangtua.Â
Anak ibarat kain bersih yang sangat halus. Ia bisa menyerap apa saja dengan mudah, layaknya air yang terserap kain. Bagian otak memiliki fungsi sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Jika otak tidak mendapat STIMULI aktif dari luar maka fungsi bagian tubuh lainnya tidak akan sempurna.Â
Saya akan beri contoh sederhana. Banyak orangtua yang menganggap kecerdasan itu karena faktor belajar. Ini adalah pemikiran yang salah dan sesat. Anak bisa pandai itu disebabkan adanya hubungan kedekatan emosional antara orangtua dan anak atau dalam bahasa Inggris terkenal dengan istilah BONDING.Â
Kecerdasan anak sangat dipengaruhi oleh faktor kebahagian. Semakin bahagia anak maka semakin baik otak Bekerja. Karena anak berada di dunia mereka, bermain adalah kunci kebahagian anak.Â
Saat bermain hormon Oxytocin yang berfungsi mengeluarkan rasa bahagia bekerja maksimal. Makanya di sini orangtua harus PAHAM bahwa saat anak bermain perkembangan otaknya meningkat drastis. Sebaliknya, saat anak dilarang bermain fungsi otaknya menurun.Â
Kesalahan fatal orangtua adalah kurangnya ilmu tentang perkembangan otak. Makanya kerapkali kita melihat anak bermain sendiri, sedangkan orangtua sibuk dengan urusannya sendiri.
Padahal, jika orangtua mendampingi anak bermain maka akan muncul STIMULI yang berfungsi untuk mengaktifkan milyaran sel di otak anak. Berbeda jika anak bermain sendiri, mereka akan pasif.Â
Orangtua tidak boleh melarang anak bermain. Karena dunia anak adalah dunia bermain. Otak mereka hanya akan aktif saat bermain. Makanya orangtua harus mendampingi dan sebaik mungkin mengarahkan, bukan melarang.Â