Even as early as infancy, play fosters physical development by promoting the development of sensory exploration and motor skills.
Bermain dalam dunia anak bukan hanya sekedar aktifitas belaka. Walau bagi kebanyakan orang dewasa bermain tak lebih dari aktifitas fisik. Minimnya pengetahuan orangtua akan manfaat bermain menjadikan aktifitas bermain tidak menghadirkan ruang Kreatifitas pada anak. Padahal, Bermain memiliki manfaat luar biasa bagi tumbuh kembang anak dan munculnya kreatifitas tak terduga.Â
Anak, sejak dalam kandungan pun sudah mulai bermain dengan menggerakkan anggota tubuhnya walau dalam ruang yang sangat terbatas. Baru ketika lahir seorang bayi mulai mengaktifkan semua panca indra secara bertahap sesuai dengan fungsinya masing-masing.Â
Umumnya bayi memiliki fase tersendiri dari mulai merespon, menggerakkan tangan, telungkup, berbalik, merangkak dan perlahan berjalan. Semua proses ini berjalan seiring bertambahnya usia bayi.Â
Setiap bayi tentu memiliki tahap tumbuh kembang yang berbeda dengan bayi lainnya. Ada sebagian yang lebih awal berjalan dan sebagian lainnya lebih cepat berbicara.Â
Kesalahan disebagian besar orangtua adalah minimnya ilmu pengetahuan tentang tahapan tumbuh kembang anak. Sehingga seringkali kita melihat orangtua yang ABSEN mendampingi anak saat mereka mulai aktif bergerak. Padahal kehadiran orangtua saat aktif mulai aktif bergerak sangat membantu terbentuknya Kreatifitas pada diri anak.Â
Saat anak mulai tertarik untuk menyentuh benda saat itulah proses kreatifitas hadir. Keingintahuan dalam diri seorang anak mulai datang saat ia pertama kali mampu menggerakkan tangan untuk menyentuh benda. Pada tahapan ini orangtua harus bisa menfasilitasi benda-benda yang berbeda untuk memancing anak mengeksplor setiap benda sesuai keinginannya.Â
Nothing reinforces the creative spirit and nourishes a child's soul more than providing large blocks of time to engage in spontaneous, self-directed play throughout the day
Waktu bermain bagi anak merupakan aset kreatifitas masa depan. Saat anak bermain saraf motoriknya aktif dan imajinasinya bekerja. Tidak sedikit orangtua yang menganggap bermain hanya menghabiskan waktu sehingga anak condong pasif dan kemampuan saraf motorik mereka melemah. Proses belajar terlahir dari bermain. Anak yang waktu bermainnya sedikit akan berpengaruh pada minat belajar ketika besar.Â
Proses bermain yang benar bagi anak adalah membiarkan mereka melakukan sesuai keinginannya. Jangan melarang anak melakukan sesuatu yang mereka inginkan. Biarkan anak aktif bermain dengan barang yang mereka suka. Fungsi orangtua adalah mendampingi dan mengarahkan. Jika anak dilarang maka kreatifitas tidak akan pernah muncul.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!