The more varied experiences children have in their lives, the wider the range of creative expression.
Kreatifitas pada anak erat kaitannya dengan pengalaman yang mereka dapat dalam hidup. Anak yang hidup dalam lingkungan pasif akan condong menjadi pasif ketika dewasa. Sebaliknya, mereka yang dibesarkan dalam lingkungan aktif akan tumbuh menjadi pribadi yang aktif pula.Â
Kreatifitas tidak muncul otomatis ketika dewasa. Pengalaman bermain saat kecil punya andil besar menciptakan seseorang dengan tingkat kreatifitas tinggi. Apapun pekerjaan seseorang saat dewasa merupakan cerminan pola bermain saat kecil. Intinya, orangtua punya peran besar memandu dan mengarahkan anak menjadi seorang pemimpin besar yang memiliki aset kreatifitas.Â
Emphasize process rather than product
Penting bagi orangtua untuk fokus pada proses. Kreatifitas muncul secara bertahap sejalan berkembangnya imajinasi anak. Saat mendampingi anak orangtua perlu bersabar dan terus memberi dukungan bagi anak.Â
Biarkan anak mencoba dan terus mencoba untuk mencaritahu segala hal baru. Saat mencoba sesuatu hakikatnya anak belajar melalui proses. Pada akhirnya kita sebagai orangtua akan melihat hasil dalam bentuk yang berbeda.Â
Product tak mesti muncul seketika. Bisa jadi saat mereka menjadi arsitektur terkenal dan berhasil mendesain bangunan bermanfaat idenya muncul dari proses bermain saat kecil. Atau seorang dokter berhasil menemukan obat untuk penyakit langka berawal dari proses memetik dedaunan di taman rumah. Bahkan, seorang penulis hebat bisa menghasilkan karya fenomenal dari memori masa kecil bersama ibu dan ayah.Â
Lantas, jika semua berawal dari rumah. Kenapa kita harus repot mencari sekolah mahal? Sudahkah kita meluangkan waktu bermain bersama anak?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H