Sains dan Islam, dua bidang ilmu yang berbeda, namun saling melengkapi dalam memberikan penjelasan tentang asal usul manusia. Memahami kedua sudut pandang ini membuka wawasan yang lebih luas tentang keberadaan kita di dunia.Â
Menurut sains manusia adalah hasil dari proses evolusi panjang yang berlangsung selama jutaan tahun. Evolusi ini dimulai dari nenek moyang kita yang mirip kera, dan melalui proses seleksi alam dan adaptasi, manusia modern (Homo sapiens) muncul sekitar 300.000 tahun yang lalu.Â
Perjalanan evolusi manusia dimulai sekitar 7 juta tahun yang lalu dengan nenek moyang kita, Australopithecus. Makhluk-makhluk ini memiliki postur tubuh yang lebih tegak daripada kera modern, dan mereka mulai menggunakan alat-alat batu sederhana. Sekitar 2 juta tahun yang lalu, genus Homo muncul, dengan spesies terkenal seperti Homo habilis dan Homo erectus. Spesies ini memiliki otak yang lebih besar, kemampuan membuat alat yang lebih canggih, dan mulai menggunakan api. Puncak evolusi manusia adalah kemunculan Homo sapiens, sekitar 300.000 tahun yang lalu. Spesies ini memiliki otak yang jauh lebih besar, kemampuan bahasa yang kompleks, dan kemampuan untuk berinovasi dan beradaptasi dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Homo sapiens terus berevolusi hingga hari ini, dan kita telah menyebar ke seluruh dunia, mengembangkan budaya dan teknologi yang beragam.Â
Pernyataan ini didukung oleh teori Charles Darwin yang mana pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip dengan kera. Selama proses evolusi yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia modern dan nenek moyangnya yang ditetapkan menjadi empat kelompok dasar sebagai berikut: Australophithecines (berbagai bentuk yang termasuk dalam genus Australophitecus), Homo habilis, Homo erectus, dan Homo sapiens. Berdasarkan teori ini, keberadaan manusia sekarang merupakan produk dari evolusi makhluk hidup yang terjadi selama jutaan tahun yang lalu. Pada mulanya manusia berwujud seperti makhluk-makhluk purbakala yang dilukiskan mirip kera. Untuk mendukung argumen ini, dicarilah fosil-fosil manusia purba seperti yang ditemukan di Sangiran dan Ngandong.
Manusia dalam pandangan Islam adalah makhluk yang mulia dengan tanggung jawab besar. Kemuliaan manusia didasari oleh kemampuannya untuk berpikir, beribadah, dan menjadi khalifah di bumi. Manusia memiliki berbagai sifat utama, seperti fitrah, mukallaf, akhlak, dan akal. Tanggung jawab manusia meliputi menjalankan ibadah kepada Allah SWT, memelihara dan mengelola bumi, membangun hubungan baik dengan sesama manusia, dan mengembangkan diri dan potensinya. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur'an Surat At-Tin ayat 4 yang berbunyi: "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS. At-Tin: 4).
Al-Quran menjelaskan proses penciptaan manusia secara bertahap dalam beberapa ayat yaitu:Â
1. Allah SWT menciptakan manusia dari saripati tanah (QS. Al-Hajj: 52), tanah ini melambangkan kesederhanaan dan kerendahan hati manusia.Â
2. Saripati tanah tersebut kemudian dibentuk menjadi lumpur kental (QS. As-Sajdah: 9), Â Lumpur ini melambangkan potensi manusia yang masih belum terbentuk.Â
3. Dari lumpur kental tersebut, Allah SWT kemudian menciptakan daging dan tulang (QS. As-Sajdah: 9), daging dan tulang melambangkan struktur fisik manusia.Â
4. Setelah daging dan tulang terbentuk, Allah SWT meniupkan ruh ke dalam diri manusia (QS. Al-Hijr: 29), roh ini merupakan esensi kehidupan dan membedakan manusia dari makhluk lain.Â