Diam adalah emas, mulutmu harimaumu, bicaralah yang baik atau diam, kata-kata yang sudah terucap takkan dapat ditarik kembali, adalah kata bijak yang layak untuk diterapkan dalam kehidupan. tentu diam yang dimaksud di sini adalah diam yang ditempatkan secara tepat, baik waktu, tempat, situasi serta kondisinya.
Tidak seperti pengucapannya, untuk diam ternyata begitu sulit saat kondisi memungkinkan untuk berbicara. Diam begitu sulit dilakukan manakala situasi tidak menguntungkan, saat harga diri diserang, saat kepentingan terancam, saat posisi terdesak, saat berbicara bisa dijadikan senjata.
Begitu banyak kata-kata yang masuk di telinga setiap hari, terbaca bahkan disaksikan; begitu banyak orang berbicara bahkan beberapa di antaranya begitu banyak bicara, sehingga memory pun tak sanggup merekam seluruh pembicaraan yang tersuguhkan sehari-harinya. Dari banyaknya pembicaraan itu, hampir separo berisi tanggapan bahkan perdebatan yang sesungguhnya bisa berakhir manakala ada pihak yang mengambil sikap diam.
Karena berbicara begiru mudah dan berdiam ternyata sulit, maka ada baiknya mencoba berdiam dan menikmati kebisuan di tengah gaduhnya suasana....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H