Mohon tunggu...
M Asyari
M Asyari Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Unesa

Mahasiswa S2 Pendidikan Dasar FIP

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tahu Takwa di Kota Kediri Sebagai Sumber Belajar Berbasis Etnopedagogi di Sekolah Dasar

14 Januari 2025   14:33 Diperbarui: 14 Januari 2025   14:33 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kota Kediri, yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, dikenal dengan keberagaman budaya dan tradisi yang kaya. Salah satu aspek penting dari identitas budaya masyarakat Kediri adalah makanan tradisionalnya, salah satunya adalah tahu takwa. Tahu takwa bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga memiliki makna yang mendalam dalam konteks sosial dan spiritual masyarakat setempat. Dalam konteks pendidikan, tahu takwa dapat dijadikan sumber belajar yang berbasis etnop pedagogi di sekolah dasar. Etnopedagogi sendiri merupakan pendekatan pendidikan yang mengintegrasikan budaya lokal dalam proses pembelajaran, sehingga dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih relevan dan bermakna bagi siswa.

Pendekatan etnop pedagogi berfokus pada pengakuan dan penghargaan terhadap budaya lokal sebagai sumber pengetahuan yang berharga. Pedagogi yang responsif secara budaya menekankan pengakuan beragam latar belakang budaya siswa, yang meningkatkan prestasi dan keterlibatan akademik. Pendekatan ini memupuk hubungan positif, menyesuaikan instruksi untuk memenuhi beragam kebutuhan, dan mempromosikan kesadaran kritis, yang pada akhirnya menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. Dalam konteks ini, tahu takwa dapat menjadi alat untuk mengajarkan nilai-nilai budaya, etika, dan pengetahuan lokal kepada siswa. Dengan memanfaatkan tahu takwa, guru dapat mengembangkan kurikulum yang tidak hanya memenuhi standar akademik, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal yang ada di masyarakat Kediri. Hal ini sangat penting, mengingat pendidikan di Indonesia sering kali terjebak dalam pendekatan yang seragam dan kurang memperhatikan konteks budaya lokal.

Etnopedagogi menekankan pentingnya budaya lokal dan kebijaksanaan dalam pendidikan, yang membantu siswa mengenali dan menghargai warisan mereka . Pendidikan berdasarkan etnopedagogi bertujuan untuk meningkatkan apresiasi dan cinta siswa untuk budaya mereka sendiri dengan mengintegrasikan nilai-nilai dan praktik budaya ke dalam proses pembelajaran, menumbuhkan hubungan yang lebih dalam dan pemahaman tentang identitas dan warisan budaya mereka. Melalui pembelajaran tentang tahu takwa, siswa tidak hanya belajar tentang cara membuat tahu, tetapi juga memahami sejarah, nilai-nilai, dan tradisi yang menyertainya. Misalnya, siswa dapat diajarkan tentang proses produksi tahu takwa, yang melibatkan keterampilan dan pengetahuan tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi. Selain itu, pembelajaran ini juga dapat mencakup diskusi tentang pentingnya makanan sehat dan keberlanjutan dalam konteks masyarakat lokal.

Dalam konteks pendidikan dasar, penting untuk memperhatikan cara-cara inovatif dalam menyampaikan materi pelajaran. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi muatan lokal dalam Tahu Takwa Kediri dan mengintegrasikannya dalam suatu analisis pengembangan materi sehingga dapat dijadikan sumber belajar. Dari segi kognitif, Tahu takwa Kediri dapat dijadikan sumber belajar Matematika (menghitung proporsi bahan yang diperlukan untuk membuat tahu takwa , konsep bangun ruang, besar sudut), IPAS (Sejarah, Filosofi, Ekonomi, sumber daya alam dalam motif maupun sebagai bahan pembuatan tahu, siswa dapat belajar tentang proses fermentasi dalam pembuatan tahu). Dalam pelajaran seni, siswa dapat diajak untuk menciptakan karya seni yang terinspirasi oleh bentuk dan warna tahu takwa. Dengan cara ini, pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa. Proses pembuatan tahu dapat masuk dalam aspek psikomotor yang sekaligus masuk dalam pelajaran seni budaya. Selain itu penelitian ini berkontribusi dalam meningkatkan kualitas karakter siswa-siswi sekolah dasar (afektif) melalui nilai dan sikap yang dapat digali, seperti mencintai kebudayaan lokal, menanamkan jiwa kewirausahaan, cinta alam, sampai berkaitan dengan hubungan kepada Tuhan.

Tahu takwa kediri adalah salah satu makanan khas yang ada di kota kediri  memili sumber belajar. Dalam kaitannya sebagai sumber belajar,muatan yang terkandung  didalamnya ditemukan pada berbagai rumpun mata pelajaran. Misalnya  pada matematika yang berkaitan dengan konsep Bangun ruang, operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah, pengukuran menghitung durasi waktu. Contoh dikenalkan bentuk ruang kubus atau balok  dengan memperlihatkan bentuk tahu seperti kubus, menghitung pembuatan tahu yang di hasilakan. Pabrik tahu menghasilkan 2.500 buah tahu setiap hari. Bagaimana cara menulis angka 2.500 dalam kata-kata. Dalam konsep Pendidikan Pancasila ditemukan makna sila-sila Pancasila, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, Mensyukuri nikmat Tuhan atas bahan-bahan yang digunakan untuk membuat tahu (kedelai, air), serta atas rezeki yang diperoleh dari berjualan atau mengonsumsi tahu. Dalam konsep Bahasa Indonesia menuliskan hasil pengamatan yang menjelaskan hubungan kausalitas (sebab akibat). Menulis teks laporan hasil pengamatan tentang proses pembuatan tahu dan dampaknya. Selain itu juga di temukan konsep IPAS misalnya fungsi pancaindra kaitannya dengan Tahu Rasa dan Warna. Sama seperti kita menggunakan lidah untuk merasakan berbagai rasa pada tahu (asin, gurih, manis). Selain itu tahu takwa kediri juga dapat di masukkan SBDP misalanya Kaitannya dengan Mengamati bentuk dan tekstur tahu,  Mengidentifikasi unsur rupa bentuk dan tekstur.

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun