Mohon tunggu...
budi windarto
budi windarto Mohon Tunggu... -

Pensiunan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapa Berhak Hadiah HUT?

14 Maret 2017   22:03 Diperbarui: 14 Maret 2017   22:14 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setahun yang lalu, 10 Maret 2016, Gibran Rakabuming, anak sulung Presiden  Joko Widodo memberitahu khalayak nama anak pertamanya .  "Namanya Jan Ethes Srinarendra. Jan berarti sangat. Sedangkan Ethes memiliki arti cekatan. Nama akhir Srinarendra memiliki arti pemimpin yang baik " kata Gibran  di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Nama yang beraroma Jawa, dengan arti yang khas.

Pada hari Jumat 10 Maret 2017 yang lalu, cucu pertama Presiden Joko Widodo tersebut, tepat berusia satu tahun. Memang selama ini khalayak ramai tidak banyak  tahu  perkembangan Jan Ethes cucu presiden ini. Gibran Rakabuming dan Selvi Ananda, selaku orangtuanya jarang menginformasikan perkembangan anak mereka lewat media sosial.

Di Gedung Ghraha Saba Buana Surakarta. acara ulang tahun Jan Ethes ini digelar. Jan Ethes telah disekolahkan di salah satu lembaga pendidikan di Surakarta. Maka hadir teman-teman sekolahnya yang didampingi oleh orang tuanya. Sejumlah kerabat, beberapa tetangga dan serombongan anak-anak panti asuhan terlihat hadir juga.

Peristiwa ulang tahun sudah begitu membudaya. Tempo doeloe orang Jawa memperingati hari “weton”, keluar atau lahirnya sang anak. Misalnya tanggal 14 Maret 2017 ini bertepatan dengan hari Selasa Pon.

Maka Selasa Pon berikutnya akan terulang setelah 35 hari kemudian (Selasa, 18 April 2017). Setiap 35 hari ini dikenal dengan istilah selapan. Nah bertepatan dengan Selasa Pon selapan sekali, orang Jawa membuat selamatan kecil yang disebut ‘among-among atau bancakan’. ‘Among-among’ ini berupa nasi ‘gudhangan’ atau sayur mayur dengan parutan kelapa muda dan telur yang diwadahi dengan ‘pincuk’. ( semacam piring yang dibuat dari daun pisang). ‘Among-among’ ini dibagikan ke anak-anak di sekitar rumah.

Namun tradisi itu tergeser dan tergusur dengan perayaan ‘happy birthday’. Dan pada saat ulang tahun, maka yang paling mendapat perhatian istimewa adalah yang ber-HUT-ria. Dia mendapat hadiah dari teman, tetangga dan orangtua. Yang ber-HUT merasa bahwa dialah yang berhak mendapat hadiah HUT-nya. Namun jika dicermati secara mendalam siapakah sebenarnya yang paling berhak mendapat hadiah ketika seseorang merayakan HUT? Apakah yang ber-HUT?

Kalau saya misalnya hari ini, Selasa 14 Maret 2017 bertepatan dengan HUT ke 62 apa artinya? Artinya adalah 62 tahun yang lalu saya lahir. Saat itu, 14 Maret 1955, ada seorang perempuan, ibu saya, yang berjuang to be or not to be, hidup atau mati, untuk dapat melahirkan saya. Sudah banyak ibu yang meninggal saat melahirkan anak. Ini berarti dengan peristiwa HUT ke 62 saya diingatkan kembali peristiwa berdarah-darah, yang dahsyat dan ajaib. 62 tahun yang lalu. Peristiwa keselamatan, ibu dan saya selamat. Namun ibulah yang paling berjasa dalam peristiwa ‘maut’ ini. Dengan demikian sebenarnya ibu sayalah yang berhak mendapat ucapan selamat dan hadiah HUT saya. Karena ibu sudah meninggal, maka saat HUT saya ziarah ke makamnya. Berdoa secara khusus untuk ibu, dan tentunya juga ayah.

Jadi jika anak-anak sekarang ber-HUT meminta hadiah pada orang tua,tidaklah tepat. Seharusnya merekalah yang member hadiah pada ibu (dan ayahnya). Anak yang memahami hal ini akan membuat hari HUT menjadi istimewa buat orangtuanya. Mungkin dengan menyisakan sebagian uang sakunya selama satu tahun. Dan pada hari HUT-nya ia memberikan sesuatu untuk orangtua dengan suang saku yang telah disisihkan selama ini.

Merayakan HUT seperti cucu Presiden Joko Widodo, tidaklah jelek. Terlebih untuk anak yang masih belum tahu apa-apa tentang kehidupan. Namun seiring dengan bertambah usia, maka mesti makin bersikap dewasa, dalam perayaan HUT-nya. Bahwasanya yang paling berhak mendapat hadiah pada HUT saya  adalah ibu dan bukan saya.

Nah selamat mempersiapkan diri untuk merayakan HUT dengan cara yang beda, luar biasa dan bijaksana. Siapkan hadiah khusus hasil jerih payah Anda untuk orang tua tercinta. Dengan perayaan HUT yang demikian, Anda pantas mendapat ucapan profisiat! Selamat, Tuhan memberkati!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun