Mohon tunggu...
Nur Fajrina Lukman
Nur Fajrina Lukman Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Gen z yang hobi baca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mimpi Besar si Kecil di Pelosok (Mimbar Sikep): Volunteer Pendidikan di Desa Terisolasi Kampung Opang

13 Januari 2024   16:21 Diperbarui: 13 Januari 2024   17:42 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Instagram @kampung_opang

Ketika sedang santai menggulir social media, jari saya terhenti di sebuah postingan dengan tulisan MIMBAR SIKEP yang sangat asing ditelinga sehingga mendorong saya untuk mencari tahu tentang hal itu.

Ternyata itu adalah program untuk pendidikan anak-anak di pelosok, tepatnya di Kampung Opang. Kampung ini terletak di Kecamatan Lembang, Mesakada, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan dengan lokasi yang terisolasi di pegunungan Sulawesi diketinggian 1.392 MDPL. Dibutuhkan waktu 7 jam dari Kota Makassar (Ibukota Sulawesi Selatan) sampai ke Dusun Makula yaitu tempat terakhir yang bisa dilalui oleh mobil dan dilanjutkan 1,5 jam dengan menggunakan kendaraan roda dua untuk sampai di Kampung Opang.

Disana dihuni oleh 51 KK dengan jumlah jiwa sebanyak 305 orang dengan rata-rata warganya bertani kopi dan juga kayu manis. Masyarakat di Kampung Opang menganut kepercayaan Todolo (agama leluhur), Islam, dan beberapa memeluk agama kristen. Selain itu di Kampung Opang tidak terdapat akses jaringan seluler sehingga masyarakat disana sulit untuk berkomunikasi dengan orang luar desa dan mengakses informasi-informasi terkini di internet.

MIMBAR SIKEP atau Mimpi Besar si Kecil di Pelosok ini merupakan inovasi pendidikan non formal yang diusung oleh para fasilitator di Kampung Opang yang berfokus pada penguatan karakter tentang perihal nilai-nilai kecintaan pada kampung halaman. Ini merupakan program yang sangat berarti bagi mereka mengingat disana hanya terdapat Sekolah Dasar (SD) sampai kelas 3 dan untuk melanjutkan sekolah kelas 4-6 SD mereka harus berjalan kaki selama 2 jam dengan melewati medan jalan perbukitan yang penuh tanah hingga sampai ke SDN Inpres Batusura, untuk lanjut ke jenjang SMP mereka harus pindah ke Kota Pinrang.

Diketahui tanggal pelaksanaan program ini yaitu pada 17-24 Februari 2024 sesuai unggahan dari @kampung-opang.

Dikutip dari buku panduan volunteer mimbar sikep, kegiatan yang dilakukan nantinya yaitu:

1. Pustaka Kampung Impian, kegiatan ini dirancang untuk mendefinisikan Kampung Impian dalam benak seorang anak. Anak-anak akan di ajak untuk berimajinasi tentang gambaran kampung impian mereka. Berangkat dari mimpi yang besar dari para si kecil di pelosok negeri, maka harapannya mereka sendirilah yang mampu mewujudkan imajina-sinya tersebut.

2. Berani Bertani, kegiatan ini menjadi salah satu penguatan identitas Kampung Opang sebagai kampung yang kaya akan sumber daya alam dan hal itulah yang mampu menghidupkan mimpi-mimpi besar mereka untuk kemandirian Kampung Opang dengan menyasar pada anak-anak.

3. Kampung ku Sekolahku, melalui kegiatan ini kiranya anak-anak memiliki pemahaman dalam mengenali diri dan lingkungan mereka. Mindset sekolah tidak boleh terbatas pada sekat ruang, papan tulis, buku dan pulpen. Sehingga mendasari program ini. Konkritnya aktivitas ini berujung pada mekanisme pembelajaran "semua murid semua guru" yang dalam hal ini berarti segala sesuatu yang ada di Kampung Opang adalah wadah untuk belajar dan mengajar.

Bagi anak-anak di pelosok negeri bantuan para relawan melalui program-program yang sustainable (berkelanjutan) dapat membangun harapan dan semangat baru untuk mengejar mimpi mereka. Mimpi itu gratis tapi bagi sebagian anak-anak untuk memikirkan hal itu saja merupakan sebuah anugerah. Maka agar suara mereka terdengar perlu bagi kita untuk peka akan isu-isu pendidikan yang ada di penjuru negeri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun