Mohon tunggu...
Mas ula
Mas ula Mohon Tunggu... Guru - Guru Teknik Komputer dan Jaringan, Guru Penggerak, Mentor Google Master Trainer, Mentor Master Trainer, Quizizz Super Trainer, Ketua Komunitas Belajar Citra Ilmu Xsata, Praktisi Mengajar

Adalah seorang guru dan juga ibu yang suka belajar hal-hal baru

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengajar dengan Sepenuh Hati

19 November 2024   10:13 Diperbarui: 19 November 2024   10:20 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Dalam dunia pendidikan, guru sering disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Julukan ini bukan sekadar istilah, melainkan pengakuan atas peran mereka yang sangat vital dalam membentuk generasi masa depan. Namun, seorang guru tidak hanya dituntut untuk memiliki keahlian akademik, tetapi juga dedikasi dan ketulusan hati. Mengajar dengan sepenuh hati menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna dan berkesan.

Mengajar dengan Sepenuh Hati, Apa Artinya?

Mengajar itu bukan sekadar rutinitas. Bukan hanya soal masuk kelas, memberi tugas, lalu mengoreksi. Lebih dari itu, mengajar adalah seni. Sebuah panggilan jiwa yang menghubungkan hati seorang guru dengan masa depan anak didiknya. Mengajar dengan sepenuh hati berarti menyampaikan ilmu dengan tulus, membangun hubungan emosional yang hangat, dan membantu siswa menemukan potensi terbaik dalam dirinya.

Seperti yang diajarkan dalam program Guru Penggerak, pembelajaran sosial emosional (PSE) menjadi kunci penting dalam mendukung perkembangan siswa secara menyeluruh untuk mencapai well being, kesejahteraan secara lahir dan batin. Guru tidak hanya bertugas menyampaikan materi akademik, tetapi juga memahami kebutuhan emosional dan mental mereka. Setiap anak adalah individu unik dengan mimpi dan tantangannya masing-masing, dan guru yang mengajar dengan hati hadir untuk menjadi pelita di perjalanan mereka.

Hal ini juga sejalan dengan gagasan mendalam Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Bapak Mu’ti, tentang pembelajaran  deep learning. Salah satu pilar dari pendekatan ini adalah mindfull learning—sebuah cara belajar yang melibatkan kesadaran penuh. Mindful learning mengajak siswa untuk benar-benar hadir dalam proses belajar, menikmati setiap langkahnya, dan menghubungkannya dengan kehidupan mereka.

Bayangkan seorang guru yang tidak hanya mengajarkan baris-baris coding, tetapi juga menanamkan nilai kejujuran saat mengerjakannya. Seorang guru yang menyapa siswanya dengan senyum tulus, mendengarkan cerita mereka, dan memberi semangat ketika mereka merasa gagal. Itulah esensi dari mengajar dengan sepenuh hati: menjadikan kelas lebih dari sekadar tempat belajar, tetapi juga rumah kedua yang penuh dukungan.

Guru yang mengajar dengan hati memahami bahwa kurikulum adalah panduan, bukan batasan. Mereka berani menyesuaikan metode mengajar sesuai kebutuhan siswa, menanamkan nilai-nilai moral, dan menjadikan setiap pelajaran bermakna.

Mengapa Mengajar dengan Hati Penting?

  1. Menjalin kedekatan yang bermakna
    Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
    Ketulusan guru seringkali menjadi sumber inspirasi bagi siswa. Guru yang tulus mendukung dan menghargai usaha siswa, sehingga mereka lebih termotivasi untuk belajar dan meraih mimpi.

  2. Membangun Karakter Positif
    Dengan mengajar penuh hati, guru juga menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, disiplin, dan rasa hormat. Hal ini sangat penting dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berintegritas.

  3. Memberikan Dampak Jangka Panjang
    Pelajaran yang diberikan dengan hati akan diingat oleh siswa sepanjang hidupnya. Banyak orang dewasa yang mengenang guru mereka bukan hanya karena ilmu yang diajarkan, tetapi karena perhatian dan cinta yang diberikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun