Mohon tunggu...
Faathir
Faathir Mohon Tunggu... -

"Genggamlah bumi sebelum bumi menggengam anda, pijaklah bumi sebelum bumi memijak anda,maka perjuangkanlah hidup ini sebelum anda memasuki perut bumi"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kesatrian Idjon Jambi; Pelatihan Dasar Militer dan Nasionalisme bagi Seluruh Anak Bangsa

18 Februari 2016   10:00 Diperbarui: 18 Februari 2016   10:07 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="xxx"][/caption]

Anda Ragu-ragu?

Kembali Sekarang Juga!

 

Kalimat inilah yang pertama kali muncul didepan halaman Kesatrian Idjon Jambi atau lebih dikenal dengan Pusdikpasus (Pusat pendidikan pasukan khusus) Batujajar, Bandung. Kalimat yang sangat singkat namun menggetarkan jiwa saya ketika pertama kali memasuki daerah pelatihan ini. Disini saya tidak akan bercerita sedikit mengenai pengalaman saya menjalankan Latsarmil (Latihan dasar militer) selama 15 hari di tempat angker ini. Mengapa saya katakan demikian, tempat ini dijuluki kandangnya “macan”, karena disinilah para calon komando pasukan khusus (Kopasus) Indonesia dilatih untuk pertama kalinya. Sangat panjang sejarah Kesatrian ini jika dijelaskan hanya dengan artikel ini.

Juli 2014, tepatnya saya lupa kapan. Ada sekitar 50 orang mahasiswa dari seluruh jawa barat yang dikirim untuk melakukan pelatihan singkat mengenai dasar militer dan jiwa nasionalisme di tempat ini. Perjalanan kami dimulai dari salah satu kampus di kota kembang (bandug), sekitar satu jam perjalanan kami diturunkan disebuah tanah yang kosong dekat dengan jalan raya di daerah Batujajar. Kurang lebih sekitar 3 km dari pusdikpasus. Dari sini kami dilepas oleh panitia pelatihan ini untuk diserahkan kepada tim pelatih dari pusdikpasus, tentunya seluruh pelatih adalah anggota Kopasus, sebuah grup special yang beranggotakan pasukan khusus dan elit di kesatuan angkatan darat. Bahkan, dunia mengakui bahwa pasukan elit Indonesia ini adalah nomer 3 terhebat di dunia setelah pasukan elit Israel dan Inggris.

Petualangan kami dimulai dari sini kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki ditambah dengan jalan jongkok jika selama perjalanan barisan kami tidak rapih dan suara nyanyian lagu nasional kami tidak keras dan bersemangat. Kadang kami disuruh tiarap hingga ratusan meter, dan itu membuat pakaian hitam putih kami menjadi sangat kotor. Sesampainya di Kesatrian, kami dibariskan didepan sebuah lapangan di halaman depan yang disitu berdiri tegak sebuah papan besar yang bertuliskan “Anda Ragu-ragu, Kembali sekarang juga.” Kamipun menghayati kalimat tersebut dan membulatkan tekad untuk tetap maju dan tidak balik kanan dari kesatrian ini.

Pelajaran pertama yang kami dapatkan adalah tidak menyerah sebelum mencoba, walaupun dengan apapun itu. Pelatih bercerita bahwa setiap tahun dalam pelatihan pasukan khusus disini, pasti ada yang gugur dalam pelatihan dan pembinaan, mulai dari kecelakaan terjun bebas atau freefall, hingga menderita sakit ketika tidak mampu lagi menjalani dan lain sebagainya. Oleh karena itu, hormatilah para tentara tentara kita karena merekalah yang bersusah payah berlatih dan berlatih untuk menjadi garda terdepan bangsa Indonesia demi kedaulatan NKRI.

Disana kami dilatih dengan dasar militer, tidak 100% sama dengan prajurit khusus lain tentunya. Mulai dari hal sederhana seperti baris berbaris hingga menembak dasar kami pelajari dan praktekkan. Tidak hanya latihan dasar militer, disana juga ditanamkan jiwa nasionalisme dan cinta tanah air yang tinggi baik itu formal di ruang kelas juga nonformal di lapangan.

Selama 15 hari kami ditempah di Pusdikpasus ini, mengucurkan banyak keringat dan air mata. Dengan semangat pantang menyerah kami melewati hari demi hari yang sangat melelahkan di Pusdikpasus ini. Saya berfikir bahwa, jikalau seluruh anak muda atau bahkan para pejabat Negara menjalani pelatihan disini, tentunya Indonesia bisa lebih baik lagi dari saat ini. Inilah yang perlu dipupuk sejak dini pada generasi kita. Dasar militer, jiwa nasionalisme dan cinta tanah air sangatlah perlu untuk ditanamkan kepada anak bangsa. Disinilah kita bisa merasakan secara langsung awal dari perjuangan prajurit garda terdepan bangsa kita. Saya yakin bahwa, kecintaan kita terhadap tanah air ini akan jauh meningkat setelah menjalani pendidikan disini. Itulah yang saya dan teman teman rasakan setelah melangkahkan kaki dari tempat ini. Saya bangga menjadi warga Negara Indonesia dan tidak ada seorangpun dari luar sana yang boleh merebut tanah air ini, walaupun segenggam.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun