Mohon tunggu...
Tunjung Eko Wibowo
Tunjung Eko Wibowo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Berdamai Dengan Hati dari belajar menulis, membaca dan mencintai diri sendiri pasca pensiun

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Cukai Dicari dari Rokok yang Dibenci (Ambigu antara Pendapatan Negara, Kesehatan, Produsen, dan Petani)

7 November 2022   13:08 Diperbarui: 7 November 2022   13:22 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Koleksi Pribadi (Tembakau di Boyolali)

Berharap kesejahteraan petani tembakau, kesejahteraan konsumen tembakau, kesejahteraan produsen rokok kretek, kesejahteraan konsumen rokok kretek dan keuntungan ekonomi total mengalami penurunan apabila terjadi kenaikan tarif cukai rokok kretek. Cukai rokok yang lebih tinggi akan menyebabkan pengurangan konsumsi rokok yang lebih besar. 

Cukai rokok yang lebih tinggi juga akan menghasilkan penerimaan cukai yang lebih  tinggi. Pemerintah dengan tetap menaikkan tarif cukai rokok kretek sebesar 10 persen berharap mampu mengurangi permintaan rokok kretek. 

Berkurangnya permintaan rokok kretek merepresentasikan pengurangan konsumsi rokok kretek. Sehingga faktor kesehatan masyarakat makin baik dan indikator menurunkan tingkat kemiskinan. Pemerintah masih melihat bahwa konsumsi rokok masih lebih tinggi di bandingkan kebutuhan akan sembako.

Berkurangnya konsumsi rokok kretek dapat meminimalisir kerugian dari konsumsi rokok kretek namun pemerintah harus melakukan sebuah kebijakan untuk mengurangi dampak penurunan kesejahteraan dan keuntungan ekonomi total yang terjadi sebagai dampak kenaikan tarif cukai rokok kretek. Baik terhadap produsen yang suatu saat pasti akan berpengaruh pada pengurangan karyawan untuk kedepannya. 

Tentu saja dampak bagi petani tembakau, sampai saat ini belum mendapatkan sisi keuntungan yang signifikan. Saat masa persiapan masih harus bergelut dengan harga pupuk, sedangkan saat panen tergerus cuaca dan kebijakan atas cukai. 

Pemerintah pusat menaikkan cukai hasil tembakau di tahun 2022 menjadi momok bagi petani tembakau dan cengkih. Karena kenaikan cukai hasil tembakau atau cukai rokok ini tidak akan berdampak kesejahteraan bagi petani, namun justru yang terjadi adalah sebaliknya.

Perselingkuhan Abadi

Petani  dan masyarakat yang berhubungan langsung dengan produk dari tembakau, berharap kenaikan cukai bisa di ikutkan dengan kebijakan yang mempunyai solusi yang lebih baik. Dan yang perlu di kaji lagi adalah kerjaasama yang saling menguntungkan, karena semua saling berkaitan. 

Pemerintah membutuhkan kenaikan hasil cukai untuk pendapatan negara, produsen pabrikan membutuhkan bahan baku dan petani membutuhkan hasil. Hasil pemetakan lahan pertanian yang sudah sempit, agar tidak makin sempit dan tetap bisa dipertahankan dan petani bisa mendapatkan untung sesuai dengan nilai tukar pertanian. 

Sebenarnya dalam kenaikan cukai rokok yang berimbas pada harga konsumsi rokok, tidak secara signifikan mampu menurunkan pengkonsumsi rokok. Hal ini disebabkan akan tetap ada harga rokok yang menurut konsumen, masih mampu bagi kantong mereka. Saat ini juga mulai marak adanya penjualan tembakau mentah yang di konsumsi dengan linting tangan sendiri. 

Untuk masyarakat Indonesia sendiri rokok sudah merupakan konsumsi utama sebagai warisan budaya. Kita tidak bisa menafikkan itu, sehingga merokok menjadi sebuah kebiasaan yang lumrah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun