1. Orang muda berusaha melepaskan diri dari nilai-nilai orang tua dan sikap menantang sering terjadi. Dengan demikian, konsumsi alkohol dapat dianggap sebagai tindakan pemberontakan.
2. Kebutuhan untuk diterima oleh teman sebaya dan menjadi bagian dari kelompok tumbuh. Karena itu, tekanan sosial memberikan pengaruh yang besar.
3. Masa remaja adalah masa perubahan besar yang dapat membuat remaja kewalahan. Alkohol bisa menjadi cara untuk mencoba dan melupakan penderitaan, serta mengatasi ketakutan dan keterbatasan.
4. Perasaan kebal muncul, membuat remaja tersebut berpikir bahwa mereka tidak akan terpengaruh oleh konsekuensi apa pun dari alkohol.
Namun selain itu, ada fenomena tertentu yang menyebabkan alkoholisme tetap terjaga dan bisa menjadi kronis.Â
Telah ditemukan bahwa kaum muda kurang peka terhadap efek sedatif dan permusuhan dari alkohol. Di sisi lain, mereka mengalami efek penguatan lebih besar daripada orang dewasa.
Untuk alasan yang sama, mereka tidak memiliki batasan yang dapat membatasi jumlah konsumsi orang dewasa. Bagi mereka, dalam jangka pendek, kelebihannya melebihi kerugiannya.
Risiko dan konsekuensi kesehatan dari alkoholisme pada remaja
Kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh konsumsi alkohol berlebihan pada tubuh sudah diketahui dengan baik. Namun, ketika kita berbicara tentang remaja, karena mereka masih tumbuh dan berkembang, akibatnya bisa jauh lebih serius.
Pertama-tama, alkohol mengubah aksi hormonal pubertas dan memengaruhi pertumbuhan. Namun, di atas segalanya, konsekuensi utama terjadi di tingkat psikososial.