Mohon tunggu...
Mastorro "sang Putra Poci"
Mastorro "sang Putra Poci" Mohon Tunggu... -

memotret dunia dengan mata pena

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ayah Mana Ayah, Bu!

15 September 2014   17:16 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:38 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seperti biasanya anakku, Rayyan, ketika mendengar azan berkumandang dia langsung "ngibrit" dengan penuh semangat menuju musholla dekat rumahnya.Tidak lupa, teman-teman sebayanya pun dipanggil dan diajak untuk bersama-sama solat berjama'ah di musholla. Namun, kali ini ada kejadian unik yang menyentuh hati. Pasalnya tadi siang (31/08/2014) saat akan solat Dzuhur dan anak-anak sudah duduk rapi dan tertib untuk menunggu iqomah tiba-tiba sang imam dengan nada datar berkata kepada anak-anak.
Imam : " Anak-anak, kalau mau ikut solat berjama'ah di musholla harus bareng sama ayahnya yaa?"

Anak-anak : (Anak-anak pun langsung bergegas pulang ke rumah dan mendapat misi yang sama yaitu mencari ayah mereka masing-masing untuk diajak solat berjama'ah ke musholla).

Anakku : (berlari menuju rumah dan sambil berteriak memanggil ayah)."Ayah..ayah...ayah di mana?". (karena tidak ketemu,dia bertanya kepada ibunya). "Ayah di mana bu, ayah disuruh ikut solat sama Rayyan di musholla, kalau ayah tidak ikut solat nanti Rayyan tidak boleh solat di musholla lagi."

Istriku : "Nak, ayah lagi pergi sama temannya dan sekarang belum pulang, sebentar lagi pulang Nak.Ya udah ayo sama ibu solat berjama'ah di musholla."

(Lalu dengan langkah tergopoh-gopoh istri dan anakku berangkat ke musholla. Sedangkan teman anakku ada yang berhasil mengajak ayahnya untuk berangkat ke musholla meskipun harus buru-buru ganti baju dan kain sarung. Tapi ada juga teman anakku yang lain gagal mengajak ayahnya karena ayahnya sedang sibuk bekerja, akhirnya si anak tidak berangkat kembali ke musholla untuk solat berjama'ah.

Kebetulan saat kejadiaan itu aku sedang pergi. Aku dapat cerita ini dari istriku tercinta. Ketika mendengar cerita di atas, hatiku terenyuh dan ada rasa penyesalan. Hatiku terenyuh dan tersentuh karena aku paham betul apa yang disampaikan sang imam kepada anakku dan teman-temannya mengandung arti dan pesan yang ditujukan kepada para orang tua untuk senantiasa menjaga solat 5 waktu secara berjama'ah bersama keluarga terutama kepada anak-anaknya untuk selalu di dampingi. Dan rasa penyesalanku adalah kenapa saat kejadian itu saya tidak berada di sisi anakku untuk mendampingi solat berjama'ah di musholla. Padahal, Alhamdulillah hampir setiap hari aku dan anakku berusaha untuk selalu ikut solat berjama'ah di mushola dekat rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun