Mohon tunggu...
Mustopa
Mustopa Mohon Tunggu... Petani - Petani

Bercerita dari desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perlukah Merayakan Kemerdekaan?

6 Agustus 2023   20:44 Diperbarui: 9 Agustus 2023   00:06 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah menjadi kebiasaan di seluruh negeri, setiap bulan Agustus, dimana-mana semarak merayakan kemerdekaan. Bendera merah-putih berkibar dimana-mana. 

Acara-acara khusus yang menjadi bagian dari perayaan itu diadakan untuk menyambut bulan bebasnya negeri ini dari belenggu penjajahan. Perayaan tersebut dilakukan baik secara kolektif maupun mandiri. Namun demikian, sudahkah kegiatan-kegiatan itu mewakili dalam menghargai jasa pahlawan?

Untuk memahami apakah kegiatan tersebut menjadi bentuk penghargaan terhadap jasa pahlawan atau tidak, mari kita uraikan satu per satu. Pertama, kebiasaan umum yang terjadi di setiap tempat adalah mendekorasi kampung atau desa. 

Biasanya gapura kampung akan diperbarui, entah dengan membuatnya kembali atau mempermaknya saja. Lalu, umbul-umbul akan dipasang di sepanjang jalan. Terkadang bendera merah-putih kecil-kecil akan dipasang berjajar melintang di jalan. Setiap warga akan memasang bendera merah putih di depan halaman rumahnya. Selain itu, pernak-pernik lain yang umumnya bercat merah putih pun akan menjadi bagian penting dari dekorasi kampung.

Kebiasaan yang kedua adalah mengadakan lomba-lomba tertentu, entah sebagai perlombaan yang serius atau hanya sebatas kegembiraan. Lomba-lomba tersebut diikuti oleh hampir semua kelompok umur. Lomba-lomba untuk anak kecil biasanya seperti gigit kelereng, makan kerupuk, balap karung, dan lomba-lomba unik lainnya. 

Namun lomba-lomba jenis itu tidak menutup kemungkinan diadakan untuk orang dewasa. Sedangkan orang-orang yang lebih dewasa akan mendapat jatah lomba yang kadang lebih serius seperti bola voli, sepak bola, atau tenis meja. Kendati demikian, lomba-lomba yang serius ini terkadang dijadikan sebagai lucu-lucuan.

Dekorasi dan lomba-lomba itu, seperti yang saya katakan sebelumnya, diadakan untuk menyambut acara puncak kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus.

 Pada acara puncak ini, yang paling pasti adalah upacara hari kemerdekaan. Sementara itu, banyak daerah yang juga mengadakan acara tambahan untuk memeriahkannya. Di desa saya, biasanya diadakan acara kesenian rakyat, festival, atau gelaran wayang kulit.

Kegiatan yang dilakukan untuk memeriahkan kemerdekaan itu tentunya tidak terlepas dari biaya. Dekorasi kampung kemungkinan besar dibiayai secara swadaya, iuran warga kampung atau melalui organisasi-organisasi di kampung itu. 

Demikian pula dengan perlombaan yang mereka adakan. Sementara itu, kegiatan puncak terkadang diadakan melalui anggaran desa dan kemungkinan juga ditambah dengan anggaran secara swadaya seperti di desa saya. Anggaran perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) bahkan menjadi salah satu anggaran wajib dalam APBDes.

Kesibukan di bulan Agustus hari ini, saya yakin cukup berbeda dengan bulan Agustus sebelum tahun 1945. Meski saya tidak mengalami kehidupan pada masa itu, namun saya dapat memastikan bahwa tempat-tempat di negeri ini tidak mendekorasi kampung, mengadakan perlombaan, upacara pada tanggal 17 Agustus, dan mengadakan pentas kesenian rakyat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun