Mohon tunggu...
Mastian Nugrahantyo
Mastian Nugrahantyo Mohon Tunggu... -

terus belajar belajar dan belajar menulisdan berkarya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Metropolitan

10 Oktober 2011   17:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:06 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

rumitnya jalanan selalu menghantuin, saling mendesak demi waktu yang takkan terulang. Ratusan pondasi selangit menjadi sorotan setiap kelopak mata seseorang. Puluhan, ratusan bahkan ribuan orang melangkah dari segala keterbatasan yang mengharapkan kemulian jemari tangan. Berbagai ras, suku dan agama terkumpul dalam satu wadah.

yang muda terkadang goyah menghadapi kerasnya kehidupan, tetapi semangatnya tak bertitik terus mencoba berlatih demi selembar kertas dan sebutir logam untuk kebahagian sanak saudara. Malam haripun terlihat seperti surga bagi mereka menuangkan alkohol kedalam gelas, bersinergis bersama kawan yang mereka anggap seperti menari diudara dengan imajinasi, disela-sela kerumitan pemikirannya. Namun dedikasi pun tetap bergejolak di otak.

selamat malam selamat berimajinasi!

kamarku 10-10-11

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun