Mohon tunggu...
Master Imajiner
Master Imajiner Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

TUHAN...!!! Kini darah dagingku telanjang lepas. Terlumat habis lidah licin menjulang. Seusai tertawan, beku nan membatu dengan sajak serupa puisi. Para pemikat pemerkosa-kata, melebur dalam imunitas dimensi imaji. dan kini aku; Butir embun tergelincir dalam khilaf lembaran derita akhir. www.imajiner.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepasang Mata Tuhan!!

5 Februari 2012   09:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:02 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekspansi...

Kata usang terjelaga menjadi barisan doa.

hidup berhadapan dengan mata-Mu,

Sepasang Mata Tuhan...

Ku kirim riuh mataku dalam sudut senja.

Milik seluruh  camar dikala bersenggama.

Di atas kepalaku, terdengar seruan derita.

Transaksi takdir kehidupan kini dimulai...

Dalam buku besar jasad dan jiwaku.

Jauh dibawah aset dan segmen argumen Tuhan.

Sementara hulu tegalan menjadi bahan penangisan.

Peluh dan eluh, berserakan tak bertujuan.

Sajak pentingku terasa gelap dan kosong.

Dulu Takdir telah menggariskan lurus kepadaku.

Kini, hanya tabah yang mengampuni resah gundah kami...

Lihat aku dan jutaan Saudaraku, Tuhan....!!

Tuhan...

Tahukah rindu dan cinta kami pada sesuap nasi!!?

Saat ini hukum-Mu seraya sigap berbalik dalih,

Sampai hati menghardik kalut akan sebab-akibat.

Membunuh adanya potensi dan embun pagi.

Tuhan...

Aku mohon!! lihatlah golongan buih palsu di kursi 20 M*nya.

Saat itu, tiap-tiap kami akan tahu dan menahu.

Pelantun imaji terbesit segelintir amarah.

Mencagar petitih dengan fasih penuh harap.

Dalam remang...

Samar...

Sepasang Mata Tuhan!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun