Mohon tunggu...
Mas Teddy
Mas Teddy Mohon Tunggu... Buruh - Be Who You Are

- semakin banyak kamu belajar akan semakin sadarlah betapa sedikitnya yang kamu ketahui. - melatih kesabaran dengan main game jigsaw puzzle. - admin blog https://umarkayam.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Apa Istimewanya Malam Tahun Baru?

30 Desember 2012   23:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:46 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa terasa malam tahun baru datang lagi. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya, seluruh lapisan masyarakat di seluruh penjuru dunia sibuk menyambutnya. Mulai dari sekedar makan bersama bersama tetangga atau komunitas, konvoi kendaraan keliling kota, nonton bareng konser musik dan pesta kembang api sampai pergi berlibur di lokasi wisata favorit.

Untuk hal yang satu ini, mungkin saya termasuk orang yang “kuper” atau bahkan “kampungan/ndeso”. Karena selama ini saya selalu mengganggap malam tahun baru bukanlah malam yang istimewa. Bagi saya malam tahun baru sama saja dengan malam-malam lain sehingga merasa tidak perlu untuk merayakan atau menyambutnya secara berlebihan. Yang saya lakukan di malam tahun baru biasanya cukup nonton TV dan kalau sudah ngantuk, ya tidur. Kalau kadang-kadang ikut nimbrung makan-makan dengan tetangga atau teman-teman, itu hanya untuk menghargai yang mengundang saja.

Saya tidak habis pikir mengapa hanya sekedar untuk menyambut malam tahun baru, orang sampai menghabiskan uang puluhan juta untuk bergembira atau berfoya-foya. Bukankah uang sebanyak itu bisa digunakan untuk hal lain yang lebih bermanfaat. Padahal jika dipikir (kalau mau berpikir), dengan bertambahnya tahun seseorang justru makin mendekati kematian, mendekati liang kubur. Mengapa mereka justru bergembira dan berpesta pora ? Belum lagi besok paginya pasti ada berita “perayaan malam tahun baru memakan korban. Sekian nyawa melayang” Jika yang jadi korban adalah anggota keluarga atau kerabat Anda, baru menyesal merayakan tahun baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun