Tanpa terasa malam tahun baru datang lagi. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya, seluruh lapisan masyarakat di seluruh penjuru dunia sibuk menyambutnya. Mulai dari sekedar makan bersama bersama tetangga atau komunitas, konvoi kendaraan keliling kota, nonton bareng konser musik dan pesta kembang api sampai pergi berlibur di lokasi wisata favorit.
Untuk hal yang satu ini, mungkin saya termasuk orang yang “kuper” atau bahkan “kampungan/ndeso”. Karena selama ini saya selalu mengganggap malam tahun baru bukanlah malam yang istimewa. Bagi saya malam tahun baru sama saja dengan malam-malam lain sehingga merasa tidak perlu untuk merayakan atau menyambutnya secara berlebihan. Yang saya lakukan di malam tahun baru biasanya cukup nonton TV dan kalau sudah ngantuk, ya tidur. Kalau kadang-kadang ikut nimbrung makan-makan dengan tetangga atau teman-teman, itu hanya untuk menghargai yang mengundang saja.
Saya tidak habis pikir mengapa hanya sekedar untuk menyambut malam tahun baru, orang sampai menghabiskan uang puluhan juta untuk bergembira atau berfoya-foya. Bukankah uang sebanyak itu bisa digunakan untuk hal lain yang lebih bermanfaat. Padahal jika dipikir (kalau mau berpikir), dengan bertambahnya tahun seseorang justru makin mendekati kematian, mendekati liang kubur. Mengapa mereka justru bergembira dan berpesta pora ? Belum lagi besok paginya pasti ada berita “perayaan malam tahun baru memakan korban. Sekian nyawa melayang” Jika yang jadi korban adalah anggota keluarga atau kerabat Anda, baru menyesal merayakan tahun baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H