Tulisan ini merupakan koreksi atas tulisan saya terdahulu yang berjudul “Apa Arti Angka di Ujung Landasan Pacu Bandara?”
Sebenarnya saya berharap ada penulis yang melakukan koreksi terhadap tulisan saya tersebut, tetapi karena memang topiknya tidak semua orang memahaminya sehingga akhirnya saya sendiri yang melakukan koreksi.
Setelah berdikusi dengan seorang teman yang bekerja di bandar udara, saya merasa perlu melakukan koreksi terhadap tulisan saya tersebut. Meskipun koreksi ini hanyalah koreksi kecil , karena tidak akan mengubah hasil akhir tapi saya tidak ingin membagikan informasi yang salah. Apalagi tulisan saya di atas sudah dibagikan oleh para pembaca Kompasiana. Saya tidak ingin membuat bingung adik-adik yang sedang kuliah di jurusan Teknik Sipil apalagi yang bermaksud akan membuat rencana, desain atau tugas akhir tentang bandar udara.
Kesalahan dari tulisan saya di atas terletak pada aline ke lima, kalimat
“Berbeda dengan kompas, mata angin, gambar masterplan dan gambar-gambar rencana lain, yang mengambil arah utara sebagai acuan, penentuan arah landasan pacu mengambil arah selatan sebagai acuan. Arah selatan dianggap sebagai titik 0˚.”
Sedangkan koreksinya adalah
“Sama halnya dengan kompas, mata angin, gambar masterplan dan gambar-gambar rencana yang lain, penentuan arah landasan pacu juga mengambil arah utara sebagai acuan atau biasa disebut dengan istilah azimuth.”
Dengan berubahnya titik acuan, maka penjelasan tentang cara menentukan angka-angka di ujung landasan pun juga ikut berubah.
Jika ada pesawat yang mendarat berasal dari arah barat daya (panah biru), maka petugas menara control akan meminta pilot untuk mendaratkan pesawatnya di “landasan pacu 4”. Jika pesawat datang dari arah barat daya berarti mengarah ke arah timur laut (yang membentuk sudut 40˚ dari arah utara), maka pilot akan melihat dan menyentuh landasan pacu bagian barat daya terlebih dulu. Maka dari itu angka 4 ditulis di ujung barat daya landasan pacu.
Demikian juga sebaliknya jika pesawat datang dari arah timur laut (panah biru), mengarah ke barat daya (yang membentuk sudut 220˚ dari arah utara), maka pilot akan melihat dan menyentuh landasan pacu bagian timur laut terlebih dulu. Maka dari itu angka 22 ditulis di ujung timur laut landasan pacu.