“Pak, bagaimana cara merawat organ reproduksi ?” tanya anak saya tadi malam.
Saya dan istri langsung terhenyak, kami saling berpandangan. Kaget. Kami nggak mengira akan mendapat pertanyaan seperti itu.
“Apa maksudnya, Le?”
“Ini ada PR. Pertanyaannya seperti itu. Jawabnya apa ?”
Biasanya saya selalu suruh dia untuk membaca baik-baik materi pelajarannya terlebih dulu sebelum minta jawaban dari bapak atau ibunya. Tapi kali ini lain.
“Coba bawa sini bukunya.”
Saya baca buku pelajaran IPA anakku. Saya bolak balik lembar demi lembar buku IPA itu untuk membantu mencari jawabannya. Dari sini saya baru tahu, ternyata di pelajaran IPA SD klas 6 sudah ada materi pengenalan organ reproduksi. Karena tak kunjung menemukan jawaban atas pertanyaan anak saya, akhirnya saya jawab aja,
“Dibersihkan tiap hari.”
Sebenarnya secara pribadi, saya mendukung pentingnya pemahaman tentang sex di usia remaja, supaya mereka mendapatkan informasi yang benar. Namun ternyata masa remaja itu datang lebih cepat dari perkiraan saya. Perkiraan saya baru akan diajarkan kahir klas 1 SMP atau awal klas 2 SMP.
Dan inilah kegamangan saya. Saya belum siap menghadapi pertanyaan-pertanyaan seputar organ reproduksi atau sex. Inilah fase yang mau tidak mau harus saya (dan istri) hadapi. Menghadapi remaja sekarang tentu sangat jauh berbeda dengan orang tua kita saat menghadapi kita remaja dulu. Mendidik remaja sekarang lebih banyak tantangannya. Karena perkembangan fisik belum tentu diiringi dengan perkembangan mental sang anak. Atau sebaliknya, bisa jadi perkembangan mental lebih cepat dari perkembangan fisiknya.
Saya perhatikan, beberapa tahun belakangan anak-anak SD (terutama yang kelas 6) sekarang, secara fisik rata-rata memang lebih besar dari generasi orang tuanya dulu. Bahan pembicaraannyapun sudah mulai ‘nyrempet-nyrempet’ pembicaraan orang dewasa, apalagi kalau bukan soal ‘cinta’. Mereka sangat antusias jika berbicara mengenai sinetron, lagu-lagu cinta ala boyband dan girlband, gossip-gosip infotainment.
Bagi pembaca yang sudah mempunyai pengalaman dalam mendidik anak remajanya, mohon kiranya sudi memberi masukan dan berbagi pengalaman. Terima kasih atas segala masukan dan pengalamannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H