Mohon tunggu...
Tedd Shadynnov
Tedd Shadynnov Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menyukai Menulis Sejak Masih SMP Dan Lebih Banyak Tulisan Non Fiksi. Tapi Sekarang Mulai Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bunga yang Tak Mungkin Mekar

17 Agustus 2024   15:36 Diperbarui: 17 Agustus 2024   15:38 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayu menatap kosong ke luar jendela, memandangi hujan yang turun rintik-rintik. Suara tawa bayi dari kamar sebelah membuatnya tersenyum getir. Dia bisa membayangkan pemandangan di balik pintu itu - Dewi, kakaknya, sedang berbaring di tempat tidur, sementara Didy menggendong bayi mereka yang baru berusia dua bulan.

Didy. Nama itu selalu membuat jantung Ayu berdebar tak karuan.

Dengan tangan gemetar, Ayu membuka buku hariannya. Halaman-halamannya sudah penuh dengan curahan hatinya selama setahun terakhir. Dia mulai menulis:

"Hari ke-372 mencintaimu dalam diam, Mas Didy. Aku melihatmu menggendong bayimu hari ini. Kamu tersenyum begitu lembut, matamu berbinar penuh kasih. Andai saja tatapan itu untukku..."

Ayu menggigit bibirnya, menahan isakan yang hampir lolos. Dia ingat pertama kali jatuh hati pada Didy. Saat itu, Dewi baru saja melahirkan dan harus bedrest. Didy dengan setia merawat Dewi, bahkan rela cuti dari pekerjaannya.

"Kamu beruntung banget punya suami kayak Mas Didy," Ayu ingat pernah berkata pada Kakanya, Dewi.

Dewi tersenyum lemah. "Iya, Yu. Aku bersyukur banget. Eh, tolong ambilin minum dong."

Saat itulah Didy masuk ke kamar, membawa segelas air. "Udah aku bawain, sayang. Ayu, makasih ya udah jagain Mbak ya."

Senyum Didy saat itu membuat dunia Ayu seakan berhenti berputar. Sejak saat itu, dia mulai memperhatikan Didy lebih seksama. Kebaikan hatinya, kesabarannya, bahkan caranya tertawa - semua itu membuat Ayu jatuh cinta sedikit demi sedikit.

Suara ketukan di pintu membuyarkan lamunan Ayu. "Yu, bisa tolong jagain Nayla sebentar? Aku mau mandi dulu," suara Didy terdengar dari balik pintu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun