Sumber Foto: http://yogyakarta.panduanwisata.com
“Berendam” di Sendang Pengasihan (Kasihan) Ritual yang Dipercaya bisa Memperlancar Jodoh dan Rezeki Oleh: Mas Sura Aljabantani
Bagi kalangan masyarakat Yogyakarta, Jawa Tengah dan sekitarnya, nama Sendang Kasihan sudah cukup lama dikenal sebagai sebuah tempat yang dikenal mujarab bagi mereka yang memiliki permasalahan hidup, khususnya yang berkaitan dengan masalah jodoh dan rezeki. Saya sampaikan hal ini karena memang dari hasil pengamatan saya, cukup banyak tamu yang datang ke Sendang Kasihan berasal dari berbagai kota di Indonesia dan bahkan beberapa tamu mengaku tinggal di diluar negeri seperti Amerika, Australia, dan Negara-negara lain di benua ASIA, EROPA dan AMERIKA. Mereka sebetulnya orang-orang Indonesia yang kebetulan memiliki suami seorang bule. ‘Tiap pulang ke Indonesia, saya selalu menyempatkan diri untuk ritual berendam di Sendang ini “, kata Mbak Anggi (nama samaran) wanita 25 tahun asal Padang yang saat ini menetap di Sidney Australia mengikuti suaminya.
“Sejak kapan dan dimana Mbak Anggi kenal MR.X (nama samara suami Mbak Anggi)?” Tanya saya suatu ketika saat bertemu di Sendang Kasihan beberapa waktu lalu.
“Saya sudah sejak umur 23 tahun senang datang dan berendam di tempat ini, airnya segar dan saya selalu merasa lebih percaya diri setelah mandi dan berendam ditempat ini. Dan saya bersyukur bisa mendapatkan suami seperti yang saya idam-idamkan” jawab mbak Anggi sambil tersenyum.
Mbak Anggi, hanyalah salah satu dari ribuan orang yang pernah berkunjung ke Sendang Kasihan dan selalu meyakini bahwa Sendang ini bisa membuat dirinya merasa lebih percaya diri, merasa diriya makin cantik dan mempesona.
Berbicara tentang Sendang Kasihan, tentu kita tidak bisa lepas dari sebuahkisah sejarah dimana pada abad XV yang lalu Kanjeng Sunan Kalijaga bertemu dengan seorang wanita bernama Mbok Rondo Kasihan yang sedang membawa kendi untuk mencari air di sungai, karena pada saat itu diwilayah tersebut sedang kekurangan dan kesulitan air.Karena merasa iba, maka Sunan Kalijaga menancapkan tongkatnya ketanah dan seketika itu munculah sumber air yang kemudian menjelma menjadi sebuah sendang. Dan kemudian masyarakat menamakannya dengan sebutan Sendang Kasihan atau Sendang Pengasihan. Pada mulanya sendang ini hanya berupa kolam kecil dibawah sebuah pohon besar, namun karena semakin hari semakin banyak orang yang datang berkunjung, maka pada tahun 1923 sendang ini mulai dibangun oleh Mbah Iro Diwiryo dan juga pernah di renovasi oleh Pemerintah Kabupaten Bantul. Kini sendang tersebut dikelola oleh cucu keturunan Mbah Iro Diwiryo yang bernama Yudyanto yang bertindak sebagai pengelola tempat tersebut.
Berbicara tentang khasiat air sendang, dijaman dahulu pernah tercatat dalam sejarah bahwa tempat ini pernah digunakan untuk mandi dan berendam oleh Puteri Panembahan Senopati(Pendiri Kerajaan Mataram) yang bernama Rara Pembayun. Kala itu Rara Pembayun, sedang menjalankan tugas dari Panembahan Senopati untuk “memikat” hati Ki Ageng Mangir seorang tokoh sakti yang ditenggarai mbalelo terhadap Kraton Mataram. Menurut cerita dari Pengelola Sendang Kasihan Yudyanto, sebelum memulai misinya menemui Ki Ageng Mangir, Rara Pembayun melakukan ritual penyucian diri di Sendang Kasihan dengan harapan air sendang kasihan ini akan mampu membuat dirinya terlihat lebih muda, cantik dan menarik. Akhirnya rara pembayun yang waktu itu menyamar sebagai “Penari Ledek” dengan diiringi para pengawal dan pengiringnya mandi dan mencuci muka di sendang peninggalan Sunan Kalijaga itu.
Dan singkat cerita, akhirnya misi untuk menaklukan hati Ki Ageng Mangir itu berhasil. Ki Ageng Mangir merasa tergila-gila terhadap penari ledek yang dilihatnya sangat cantik dan menarik itu hingga akhirnya Ki Ageng Mangir menyatakan niatnya untuk menyunting penari ledek tersebut. Sampai akhirnya Ki Ageng Mangir mengetahui bahwa penari ledek yang disukainya itu ternyata adalah Rara Pembayun Putri dari Panembahan Senopati. Memang masih ada kisah lanjutan dari cerita ini, namun dalam kesempatan ini saya akan putus dulu ceritanya dan kembali ke cerita tentang sendang kasihan.
Kini, setelah beberapa ratus tahun kemudian Sendang Kasihan sudah menjelma sebagai sebuah “kolam” yang bersih dan rapi. Kiri kanan sendang sudah diberi pagar tembok yang kokoh. Sedangkan dasar sendang tetap dibaiarkan sesuai aslinya hanya sudah diperlebar dari aslinya. Kini hamper setiap hari, khususnya pada tengah malam hingga menjelang subuh, Sendang Kasihan ramai dikunjungi tamu yang melakukan ritual menurut kepercayaan dan cara nya masing-masing. Pihak pengelola sendang membebaskan pengunjung untuk melakukan ritual sesuai dengan keyakinan dan caranya masing-masing. Di komplek sendang itu, juga berdiri sebuah mushola yang menurut pengelola sendang adalah wakaf dari pengunjung yang sudah terkabul keinginan dan hajat hidupnya. Untuk bisa melakukan ritual ditempat ini tidak ada syarat khusus, hanya disarankan agar semua pengunjung memiliki niat yang bersih, menjaga tingkah laku yang sopan dan saling menghargai antar sesame pengunjung yang mungkin melakukan ritual dengan cara yang berbeda-beda.
Menurut Yudyanto, kunci sukses melakukan ritual ditempat ini adalah KEYAKINAN. Bagi mereka yang yakin dengan seyakin-yakinnya biasanya apa yang diinginkan akan terkabul dan ikhtiarnya akan berhasil. Saya setuju dengan Mas Yudyanto, karena pada dasarnya, sebuah KEYAKINAN akan melahirkan sugesti positif dalam diri kita. Jika kita yakin setelah mandi dan berendam di sendang ini, badan kita jadi sehat, wajah kita jadi bersih, penampilan kita jadi menarik, maka sugesti yang kuat ituakan menjadi sebuah kenyataan. Kita akan merasa badan menjadi lebih sehat dan segar, kita merasa bahwa wajah kita menjadi lebih bersih dan mempesona, yang akhirnya perasaan itu berkembang menjadi sikapdan sifat yang lebih percaya diri dalam bergaul, kepercayaan diri itu kemudian akan menimbulkan aura positif yang menyenangkan untuk dilihat dan dipandang,sehingga kemudian banyak orang yang menyukai diri kita, aura kita yang selalu berseri-seri akan membuat orang merasa suka, akan menarik simpati dari atasan, akan membuat kita dihormati bawahan dan akan membuat keberuntungan hidup menyertai langkah kita. Sehingga effek nya kita menjadi cepat menemukan jodoh, disukai teman dan disegani lawan. Karir menjadi cepat berkembang karena energy positif yang menaungi diri kita. Itu ikhtiar lahir dan batinnya. Sedangkan disisi lain, setiap pelaku ritual biasa juga sambil memanjatkan doa.Banyak yang sudah sadar bahwa doa yang paling benar adalah berdoa kepada Allah SWT, bukan berdoa kepada pohon, kepada makhluk halus, kepada batu, kepada air. Masalah dia berdoa sambil berdiri, sambil duduk bersila sambil berendam disendang itu adalah cara masing-masing untuk memperkuat sugestinya.Yang penting tetap berdoa dan memohon hanya kepada Allah SWT.Memang, di dunia ini banyak tempat yang memiliki aura dan energy yang positif. Dan biasanya di tempat-tempat seperti itu banyak ditemukan petilasan para tokoh “sakti” di jaman dahulu, termasuk petilasah para Waliyullah. Baik yang berbentuk makam, tempat semedi, dll. Dalam perjalanan mencari ilmu kehidupan selama ini saya memang merasakan ada perbedaan antara tempat-tempat biasa dengan tempat-tempat yang memiliki energy dan aura positif. Dengan berdoa dan bertafakur ditempat ini, biasanya saya merasakan suasana yang penuh dengan ketenangan dan kedamaian sehingga bisa khusu dalam berdoa dan bermunajat. Mungkin karena khusuk inilah, doa kita cepat di ijabah Allah SWT. Jadi, apakah Sendang Kasihan ini termasuk tempat yang mustajab untuk berdoa?. Wallahualam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H