Mohon tunggu...
Mas Sunar
Mas Sunar Mohon Tunggu... Lainnya - Pendidik yang belajar menulis juga berbisnis untuk bisa berbagi manfaat lebih banyak. Saat ini tinggal di Wonogiri

Beda itu biasa, yang luar biasa jika perbedaan bukan penyebab permusuhan tapi sarana saling melengkapi. \r\nJika apa yg kusampaikan beda karena sesungguhnya tak ada perkara yang sama di alam semesta ini.\r\nDunia ini meski lengkap segala sesuatunya tapi tidak ada yang sempurna.\r\nSalam damai, Semangat terus perbaiki diri agar semakin berarti\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sharing Semangat Indonesia Hebat

30 Maret 2014   19:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:17 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Cita-cita yang baik dan mulia, wajib diapresiasi oleh segenap anak bangsa.

Ayo semua elemen anak bangsa, bersama mewujudkan Indonesia yang Hebat dan Bermartabat.

Ayo segenap rakyat Indonesia. Semua caleg. Semua capres. Ayo kobarkan ke seluruh negeri semangat Indonesia Hebat dan Bermartabat. Tidak hanya saling mencaci, mencela, memperolok, menghina, merendahkan. Itu semua menyelesaiakan masalah. Justru menambah permasalahan baru. Mulutmu harimaumu. Ajinining dhiri dumuning ing lathi.

Ayo saling berbagi upaya dan usaha untuk mewujudkan itu. Ada yang sudah mengabarkan ke seluruh negeri, apa yang menjadi keinginan dan cita-cita mereka. Semoga Tuhan memberkahinya.

Ini semangatku untuk Indonesia yang lebih hebat dan bermartabat. Kutunggu semangatmu.

1.Pejabat dan Rakyat bekti lan taat kepada Gusti Kang Akaryo Jagat inilah Indonesia Hebat

Seluruh penduduk negeri beriman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Allah). Iman dan takwa yang sebenar-benarnya. Iman dan takwa dalam aksi nyata. Bukan sekedar kata dan retorika. Beriman dan takwa di mana saja dan kapan saja berada. Tidak pilih tempat, waktu dan suasana. Iman dan takwa senantiasa dibawa dalam kehidupan nyata. Tidak ditinggal di pojok-pojok rumah, masjid atau mushola. Di jalan beriman dan takwa. Di kantor beriman dan takwa. Di tempat ramai iman dan takwa. Di tempat sepi iman dan takwa. Bersama-sama iman dan takwa. Ketika sendiri juga tetap iman dan takwa. Jika ini terwujud maka akan turun keberkahan dari yang Maha Kuasa ke segenap penjuru negeri. Berkah akan meliputi dari langit dan bumi. Iman dan takwa adalah kunci utama untuk mewujudkan kehebatan-kehebatan lain yang dicita-citakan.

2.Ora podho tumindak maksiyat, sing kleru enggal mertobat

Maksiat adalah sumber malapetaka dan tercabutnya berkah dari negeri. Semakin banyak yang maksiat, makin besar laknat dari Pemilik Jagat ini. Sarana ampuh untuk menghilangkannya adalah bertaubat. Taubatan nasuha, bertobat dengan sesungguh-sungguhnya akan menghapuskan segala kesalahan dan akan diturunkan rahmat dari-Nya. Di akherat nanti akan dibalas dengan nikmat yang luar biasa yaitu surga. Berhenti maksiat dan terus menjaga tobat. Pasti tidak sekedar hebat, namun juga dasyat.

3.Yen menang ora sewenang-wenang, yen kalah ora gawe bubrah

Inilah mentalitas yang harus dibangun untuk para petarung-petarung. Sportif, siap menang, siap kalah. Sudah pasti dalam pertandingan, ada menang , ada kalah. Jadi, jika menang jangan berbuat sewenang-wenang terhadap yang kalah, begitu pula yang kalah, jangan anarkhis, jangan membuat bubrah(kerusakan) terhadap fasilitas umum. Jika tidak siap dengan apa yang terjadi, lebih baik duduk manis di rumah sebagai pengamat atau penonton saja.

4.Pejabat yang bermental penjahat suka mengembat jatah rakyat siap disikat, dibuat melarat sampai bertobat.

Sudah menjadi rahasia umum model pejabat semacam itu banyak berkeliaran di negeri ini. Setiap ada proyek/anggaran untuk rakyat, maka beramai-ramai ikut mengembat (menjarah). Jatah rakyat akhirnya tidak genap 100%. Tapi harus melaporkan lengkap dan genap, bahwa tiada anggaran yang diembat tersebut. Sungguh kasihan rakyat. Namun nikmat benar bagi pejabat yang bermental penjahat tersebut. Tapi hebatnya hal tersebut tak bisa dideteksi dengan alat penyadap yang canggih sekalipun. Sing penting laporane bener, soal asline rasah digagas. Ini juga kehebatan anak negeri kita. Namun kehebatan yang menyebabkan tersesat. Akibat dari semua itu, hasilnya tak sesuai harapan. Laporannya hebat dan dianggap akurat, ternyata tiada hasil apa-apa. Contoh kecil saja, di negeri tempat tinggalku (maksud kab.), dahulu kala tahun 2008 seingatku, pernah mendapat penghargaan nasional sebagai daerah yang telah bebas buta aksara, tapi kenyataannya sampai hari ini, masih sangat banyak warga masyarakat yang tidak bisa membaca dan menulis. Bagaimana di tempat Saudara? Semoga tidak demikian adanya.

5.Semua koruptor dibabat sampai tiada yang terlewat.

Korupsi bukan barang baru lagi di negeri ini. Seakan sudah membudayakan sejak dulu kala. Jika dulu kita tidak tahu beritanya. Karena memang jarang diberitakan dan dianggap sedikit saja. Tiada undang-undang untuk menjerat dan menangkapnya. Berbeda dengan sekarang, ada undang-undang dan pejabat khusus menangangi korupsi. Ada UU TIPIKOR dan KPK. Maka menyeleweng sedikit saja langsung bisa dihantam tak kenal ampun. Meski kadang ada juga yang over acting dalam aksinya.

6.Yang tua menyayangi yang muda, yang muda menghormati yang tua, yang sebaya saling bersaudara

Inilah karakter yang belum terbangun di antara kita. Atau bahkan kondisi yang mulai luntur dalam perilaku pergaulan hidup kita. Kadang yang ada malah saling mencaci,menghina. Yang tua bilang anak muda sekarang tiada adab, sopan santun dan etika. Yang muda bilang orang tua sekarang mahkuno, kolot, ketinggalan jaman, dsb. Sesama sebaya tidak saling bergandengan tangan, bekerja sama, justru saling hantam dan menjatuhkan. Maka alangkah manis dan indahnya jika yang tua menyayangi yang muda, yang muda menghormati yang tua, yang sebaya saling bersaudara.

7.Berpolitik adalah sarana untuk melayani rakyat bukan ajang balas dendam terhadap lawannya

Etika berpolitik kita masih beraroma permusuhan dan dendam. Mereka merebut kekuasaan untuk menindas dan menyengsarakan lawan politik mereka.Ini saja dapat terlihat jelas pada masa-masa kampanye saat ini. Lebih banyak mengumbar cacian, umpatan dan penistaan pada lawan politik ketimbang berlomba menyampaikan cita-citanya untuk melayani dan mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Maaf kawan, mungkin terlalu muluk harapan itu. Tapi tak apalah, dalam diri ini masih menyisakan harapan itu. Harapan menuju hal yang lebih baik. Masih ada kesempatan untuk mewujudkannya. Karena kita tidak akan pernah tahu takdir kita yang sebenarnya.

Hanya ini yang dapat dibagikan. Silahkan yang lain saling melengkapi agar ada sinergi.

Memulai dari diri sendiri

Memulai dari yang terkecil

Memulai saat ini juga

Aa Gym

Saling membantu, saling menolong, saling mendoakan. Negeri ini milik Allah, dan Allah Maha Tahu apa yang terbaik. Mari bersama berdoa, semoga apa yang kita terima adalah yang terbaik bagi kita. Allah memberikan yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun