Belum reda pemberitaan mengenai ketidaktahuan Jokowi, yang juga menjadi Calon Presiden dari PDIP, saat ditanya wartawan tentang kasus Century,kini muncul lagi beritajawaban Jokowi yang mengatakan bahwa dirinya mengetahui dan mengikuti secara intens perkembangan kasus Hambalang.
Dalam pemberitaan sebuah media online (detik.com dan Kompas) tanggal 29 Maret 2014, Jokowi mengakui secara intens mengikuti perkembangan kasusHambalang.Bahkan, secara tegas Jokowi meminta agar KPK bertindak tegas untuk menindak siapa saja yang bermain (pelaku).
Sekilas, berita tersebut memang tidak ada yang aneh. Wajar saja ketika Jokowi sebagai tokoh yang digadang-gadang oleh PDIP memiliki analisis mendalam dan intens mencermati perkembangan kasus Hambalang. Namun jika kita mencoba mencermati, dengan membaca-baca komentar Jokowi tentang kasus hukum sebelumnya, akan terasa sangat aneh.
Kenapa Jokowi menjawab tidak tahu ketika ditanya tentang Century? Siapa dibalik kasus century? Dan kenapa Jokowi menjawab sangat intens mengikuti perkembangan kasus Hambalang?siapa dibalik kasus Hambalang?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya mencoba sedikit membuka lembaran masa lalu, tentang kasus Century. Tempo online edisi 27 Maret 2014 menulis bahwa jaksa KPK mendakwa Budi Mulya bersama Boediono, yang kini menjabat Wakil Presiden, dan sejumlah pejabat bank sentral lain melakukan korupsi dalam pemberian FPJP terhadap Bank Century. Kebijakan FPJP disebut merugikan keuangan negara Rp 689,39 miliar. Sedangkan penetapan Century sebagai bank gagal berdampak sistemik merugikan negara sebesar Rp 6,76 triliun.
Berdasarkan tulisan di Tempo online tersebut, kita sudah bisa mengetahui siapa yang berada di belakang Budiono, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden RI, setelah diusung oleh Partai Demokrat pada Pemilu 2009 lalu.
Nah, yang kita tidak mengetahui adalah, apakah pembicaraan yang sudah dilakukan oleh Jokowi dan Presiden SBY, ketika pada suatu saat, tepatnya tanggal27-12-2013 Jokowi tiba-tiba diundang ke Istana dan diajak bicara oleh SBY secara pribadi. Mungkinkan SBY juga menitipkan sesuatu dalam briefing khususnya, sehingga Jokowi menjawab lantang ‘’tidak tahu’’ ketika ditanya wartawan tentang kasus Century?wallahu a’lam bissawab.
Sementara itu, di sisi lain, kita juga sudah jelas membaca media cetak danmelihat televisi, tentang siapa saja yang menjadi tersangka dalam kasus Hambalang. Tokoh besar kasus Hambalang yang sering disebut media tak lain adalah Anas Urbaningrum.
Masyarakat umum, tentu sudah mengetahui bagaimana perseteruan antara Anas dan SBY. Perseteruan tersebut bahkan diintrodusir secara luas di hampir semua media, hingga mirip kisah infotainment.
Oleh karena itu, rasanya tidak aneh jika banyak orang, termasuk saya, mempertanyakan Jawaban Jokowi terhadap dua (2) pertanyaan yang berbeda, yaitu kasus Century dan Hambalang. Terlebih lagi, saat ini Jokowi menjadi kuda hitam yang dijagokan oleh banyak pengamat, akan memenangkan pemilihan Presiden 2014 mendatang.
Pertanyaan yang kemudian berkembang adalah, apakah jika Jokowi menjadi presiden, akan meneruskan kebijakan-nya yang ‘’tidak tahu soal Century, namun ‘’mengikuti secara intens kasus Hambalang?’’
Mungkin, jawaban yang dalam bahasa jawa sering diidiomkan sebagai ‘’isuk dele sore tempe’’ itu tidak banyak berarti apa-apa, jika keluar dari mulut seorang politisi senayan. Semua tahu bahwa dalam politik, tidak ada yang abadi kecuali kepentingan, sehingga jawaban seorang politisi akan disesuaikan dengan kepentingan mereka saat itu.
Namun tidak demikian dengan Jokowi.Hampir sebagian besar masyarakat Jawa mengenal sosok Jokowi sebagai seorang pekerja, pemimpin yang tidak banyak omong dan tidak suka berpolemik dengan jawaban-jawaban seorang politikus. Meski saya tidak pernah mengenal Jokowi secara pribadi, setahu saya, dari banyak berita di media, Jokowi adalah orang baik, dan nyaris identic dengan sosok orang Jawa yang penurut, tidak mau membantah omongan orang yang dituakan, serta tidak banyak berpolemik.
Untuk itu, tentu kita boleh bertanya-tanya, apakah Jawaban Jokowi tersebut merupakan Jawaban pribadi atau Jawaban titipan? jika Jawaban tersebut bukan berasal dari Jokowi, lantas siapa yang memainkan peran sehingga muncul jawaban Jokowi yang sedemikian bertolak belakang?mungkinkan jawaban Jokowi tersebut adalah representasi keterwakilan para taipan, dan banyak kepentingan lain yang ingin mengamankan kasus Century, dan memuluskan kasus Hambalang?
Jika benar, rasanya tim Anas Urbaningrum kalah cepat merapat ke Jokowi, sebab jika Jokowi kelak menjadi orang nomor satu di Indonesia, dengan segala kepatuhan Jokowi pada tim sukses-nya, maka orang-orang yang terkait Hambalang harus siap-siap. Sebaliknya, para makelar dan pencuri uang Negara di kasus Centery boleh tidur nyenyak, karena jika presidennya saja sudah bilang tidak tahu, maka bawahannya bisa saja pura-pura linglung. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H