Perubahan iklim dan pemanasan global tidak dapat dihindari, dan salah satunya akan terjadi pada tahun 2020, tahun terpanas kedua dalam catatan, setelah 2016, menurut NASA.
Namun masyarakat tidak tergerak untuk mengantisipasi dampak pemanasan global. Bagi kelas menengah perkotaan, peningkatan kapasitas pendingin ruangan (AC) untuk meredam panas cukup sebagai solusi sementara.
Dampak terburuk dari perubahan iklim dan pemanasan global ditunjukkan dalam rilis pertengahan Mei oleh lembaga analisis ekonomi global Verisk Maplecroft. Dalam studinya, Jakarta tercatat sebagai kota dengan bahaya lingkungan terbesar dan paling rentan terhadap perubahan iklim.
Surabaya menempati peringkat keempat dan Bandung kedelapan, tidak termasuk Jakarta, kota paling berbahaya di Indonesia, dengan 576 kota terbesar di dunia yang disurvei.
Sebagai sinyal peringatan, informasi seperti itu sebenarnya sudah lebih dari cukup. Secara umum, kita tidak melihat masyarakat kita siap untuk yang terburuk. Semuanya masih berjalan seperti biasa.
Sudah saatnya pemerintah menyiapkan strategi komunikasi yang efektif dan tepat sasaran untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan urgensi dampak perubahan iklim
Mengkomunikasikan perubahan iklim memiliki berbagai tantangan, mulai dari mengurangi bahasa ilmiah, membuat dampak perubahan iklim menjadi sederhana dan ringkas, hingga membuat solusi perubahan iklim komprehensif dan dapat diakses. Tidak ada kerangka kerja tunggal untuk membuat orang peduli tentang perubahan iklim.
Pernyataan dari Climate Adaptation Summit pada akhir Januari menunjukkan betapa eksplosifnya topik perubahan iklim dan pemanasan global. Pada konferensi ini, upaya masing-masing negara untuk mengurangi emisi karbon yang disebut NDC (Nationally Confirmed Contribution) diumumkan sebagai target pengurangan emisi untuk menghindari pemanasan global.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI