Mohon tunggu...
Ahmad Sanusi
Ahmad Sanusi Mohon Tunggu... profesional -

Guru saya bilang : Jadilah guru, agar ilmumu terus mengalir.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesan dari Lamaran

5 Agustus 2017   07:58 Diperbarui: 5 Agustus 2017   08:39 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu saat aku dikesempatkan untuk jadi MC dalam acara lamaran dekat kompleks. Mengingat si Empunya hajat termasuk rajin ke Masjid, maka beliau request mata acara tambahan yaitu taushiyah pra-nikah.

Satu persatu mata acara dilewati, hingga tibalah saat pengutaraan maksud keluarga laki-laki. Belum lagi mengucapkan salam, si Bapak dari laki-laki berkata dalam bahasa sunda "Saya tidak tahu menahu tentang acara ini". Si laki-laki berkilah "Saya sudah kasih tau Ibu kok kemarin". Sahut menyahut pun makin ramai dengan melibatkan Ibu, Bibi dan anggota keluarga yang hadir.

Seisi rumah terkejut dengan kejadian ini. Aku termasuk bingung, selain karena mereka full bahasa sunda, pihak shahibul hajat juga menunjukkan raut agak kecewa.

Disela 'pertengkaran kecil' itu, Bapak dari calon wanita dengan besar hati berbicara dengan nada rendah. "Bapak... Ibu... sebenarnya kami tidak masalah kalau Bapak Ibu sekeluarga tidak membawa apa-apa dari rumah. Maksud acara ini kan mengikat anak-anak kita sebelum menikah. Nah soal bawaan ini-itu kan bisa dibahas sambil jalan. Kan kita nggak mau anak-anak kita yang udah saling kenal ini kebablasan, ya makanya saya minta ke anak Bapak supaya bawa keluarganya kesini kalau mau sama anak saya. Begitu".

Dengan sikap bijak Bapak calon wanita itu acara berlangsung kembali dengan lancar, meskipun menyisakan pelajaran berharga bagiku. Sesiap apapun kita menikah, jika komunikasi dengan keluarga terbatas, bahkan bermasalah, akan mengundang masalah baru.

(Gerlong -- Bandung, 2 Juli 2017)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun