Pukul 03.00 guide tour lokal sudah membangunkan kami. Pada malam sebelumnya rombongan sudah dibriefing, tidak boleh bangun terlambat jika ingin menikmati indahnya sunrise dari puncak Sikunir, Dieng Wonosobo.
Setelah persiapan (memakai jaket tebal, sarung tangan, kupluk dan perbekalan seperlunya serta minuman) cepat, kami segera berangkat. Dua bus kecil dengan kapasitas 15an penumpang membelah gelap malam melalui jalanan menanjak. Tidak sampai 30 menit rombongan sampai di terminal darurat. Perjalanan diteruskan dengan jalan kaki.
Sebelum pendakian peserta trip yang beragama Islam melaksanakan salat Subuh berjamaah terlebih dahulu. Beberapa anggota menghangatkan tubuh dengan menyeruput teh hangat atau kopi. Suhu udara menunjuk ke angka 12 derajad Celcius. Dingin sekali.
Butuh Stamina yang Kuat
Selesai ibadah rombongan mulai bergerak. Jalanan dengan cornblock mulai menguji ketahanan tubuh. Berkali-kali team leader mengingatkan bagi yang tidak kuat untuk tidak memaksakan diri. Pendakian ke puncak Sikunir Dieng yang berketinggian 2.800+ mdpl membutuhkan stamina yang prima.
Setelah beberapa ratus meter ada beberapa anggota, terutama ibu-ibu, yang 'menyerah'. Berhenti di rumah-rumah penduduk yang umumnya menjajakan sarana pendakian dan makanan-minuman.
Pompaan semangat dari pimpinan rombongan dan sesama anggota yang saling menyemangati, dengan jalan pelan-pelan dan sangat hati-hati, sedikit-sedikit naik mendekati puncak Sikunir. Penerangan lampu senter dari HP sangat membantu dalam pendakian ini. Hampir setiap lima puluhan meter rombongan istirahat dengan menyelonjorkan kaki.Â
Sekitar pukul 05.00 WIB sekitar 10 anggota rombongan sampai di titik puncak pertama Sikunir. Ketinggian tempat ini mencapai 2.219 mdpl. Kami memutuskan untuk menunggu matahari terbit dari sini. Rombongan lainnya yang masih muda-muda melanjutkan pendakian ke titik puncak Sikunir (+-2.800 mdpl).
Keindahan Sunrise Puncak Sikunir