Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Secangkir Kopi Cantik

30 Maret 2024   21:34 Diperbarui: 30 Maret 2024   21:37 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Percayalah. Secangkir kopi racikannya akan merubah hidupmu. Dijamin. Berubah seratus delapan puluh derajat!

Kami tidak akan percaya, seperti aku dulu, sebelum mencobanya. Kedengarannya memang tidak masuk akal. Mana bisa secangkir kopi dapat merubah duniamu?

Sumpah. Aku sudah merasakannya. Hidupku sudah berbalik. Berbeda sama sekali dengan kehidupanku sebelumnya. Kamu pasti sangsi dengan testimoniku. Sama seperti orang-orang.

Awalnya aku juga tidak percaya. Sampai kulihat sendiri, orang-orang (terutama kaum laki-laki) rela mengantre berjam-jam. Hanya untuk bisa menikmati secangkir kopi buatannya.

Mula-mula aku juga harus ikut mengantre. Kadang-kadang jika kecapean aku ambil saja bangku kosong. Minta seorang pelayan mengantarkan ke tempatku duduk. Tentu dengan sedikit tambahan harga 

Tetapi lama-lama aku merasa rugi. Ternyata bukan kopinya yang istimewa. Akan tetapi senyumnya. Ya senyumnya.  Makanya aku tidak mau lagi duduk menunggu. Aku harus bisa melihat senyum manisnya.

Sebuah keberuntungan kudapatkan. Waktu itu hujan sehingga tidak banyak orang yang mampir ke kafenya. Makanya aku bisa dengan leluasa berbincang dengannya. Sampai akhirnya aku tahu namanya Cantik.

Keberuntunganku berlanjut. Malam-malam selanjutnya jika aku datang ke kafenya tidak harus mengantre lagi. Dia akan dengan cepat meracik secangkir kopi kesukaanku. Dan mengantarkan sendiri ke mejaku. Jika beruntung aku bisa berbincang-bincang lama dengannya 

Dia peracik kopi hebat. Dia juga teman yang enak untuk diajak ngobrol. Cantik tipe perempuan pendengar yang sabar. Diapun seperti psikolog yang dengan jitu akan memberikan saran bagi kliennya. Saran-sarannya itulah yang telah merubah duniaku.

                       """

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun