Kemenangan spektakuker Real Madrid atas Liverpool, pada laga final Liga Champions (29/5) di State de France, Paris - Perancis. Masih terus menjadi perbincangan publik sepakbola.
Bagaimana tidak. Sejatinya Liverpool lebih diunggulkan. Pasalnya The Reds belakangan menunjukkan performa apik. Plus ambisi sang pelatih Juergen Klopp untuk mendapatkan treble winner.
Keberhasilan El Real menyingkirkan Chelsea dan Manchester City pada babak-babak sebelumnya. Dianggap hanya kebetulan saja. Bahkan pelatih Carlo Ancelotti dibilang menang tanpa taktik.
Nyatanya taktik 'tanpa taktik' itu pulalah yang membawa Real Madrid memboyong piala si Kuping Besar untuk ke-14 kalinya. Berkat gol semata wayang Vinicius Junior.
Betul kata orang awam. Dalam sepakbola sesungguhnya hanya bagaimanapun caranya yang penting menang.
Pertahanan Rapat Real Madrid
Menghadapi The Reds yang ambisius. Carlo Ancelotti hanya menerapkan strategi klasik. Bertahan rapat dan serang balik secara kilat.
Makanya Eder Militao, Carvajal dan Casemiro begitu militan menjaga daerah gawangnya. Sehingga trio penyerang Liverpool Salah, Mane dan Luis Diaz kesulitan menembus benteng pertahanan Los Blancos.
Ditambah lagi Thibaut Courtois bak tembok raksasa mengawal gawangnya. Tercatat kiper asal Belgia itu 9 kali melakukan penyelamatan gawangnya.