Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sebuah Renungan: Membalikkan Perbandingan Baju Versus Buku

17 Mei 2022   20:36 Diperbarui: 17 Mei 2022   20:41 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lemari baju (kompas.com)

Njomplang. Begitulah kondisi secara umum. Perbandingan koleksi baju-baju dan buku. Setahun beli berapa buku?

Lihat saja di lemari baju. Berapa koleksi baju, kaos, celana, tas dan sepatu? Coba tengok ada berapa buku di rak?

Wajar. Kalau Unesco memberikan standar minimal beli 3 buku / tahun. Di Indonesia menurut Perpustakaan Nasional RI (PNRI), 1 buku dibaca oleh 90 orang!

Masih menurut PRNI. Di seluruh Indonesia baru ada 164.610 perpustakaan. Dari jumlah tersebut 47,8% terdapat di pulau Jawa.

Rak buku (kompas.com)
Rak buku (kompas.com)

Buku Bukan Prioritas

Bagi sebagian masyarakat buku belum menjadi prioritas kebutuhan. Akan tetapi setiap belajar Ekonomi pasti dicontohkan, baju adalah kebutuhan primer. Wajib dipenuhi.

Bahkan masih diimbuhi bahwasanya pakaian adalah wujud aktualidasi seseorang dalam pergaulan di masyarakat. Baju untuk pesta lain, baju untuk santai lain lagi atau baju untuk tidur harus beda dengan baju lainnya.

Jadi tidak aneh kalau tumpukan baju lebih tinggi dari buku-buku. Setiap bulan bisa beli baju. Setahun belum tentu beli buku (selain buku pelajaran).

Tidak ada kata lain selain perlunya dimulai kampanye gemar membeli dan hobi membaca buku. Darimana memulainya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun