Pertama, bahwasanya kesehatan semua pihak (terutama guru, siswa dan tenaga kependidikan) lebih penting dibandingkan hal yang lainnya.Â
Untuk itu penerapan protokol kesehatan harus dijalankan dengan ketat dan penuh disiplin. Tidak ada celah sedikit pun untuk abai terhadap prokes.
Kedua, pembelajaran yang menyenangkan. Guru dan siswa harus sedapat mungkin memanfaatkan kelonggaran yang telah diberikan oleh Mas Menteri.
Dengan hanya mempelajari materi esensial. Pembelajaran tidak lagi dikejar-kejar target kurikulum. Di sinilah tersedia ruang bagi guru dan siswa mengeksplor semua kemampuan dan kebutuhannya akan ilmu pengetahuan.
Materi ilmu kimia atau matematika terapan tentu akan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Pemanfaatan teknologi informasi pasti lebih diminati oleh para peserta didik.
Seperti kata Ki Hajar Dewantara, belajar tidak harus di ruang kelas. Semua tempat bisa menjadi ruang belajar. Bisa di taman, di lapangan atau di kebun sekolah.
Ketiga, pembelajaran sepanjang hayat. Di samping belajar bisa di mana saja. Belajar juga bisa kapan saja. Artinya guru-guru harus terus-menerus belajar.
Bukan rahasia umum lagi kalau guru-guru usia lanjut penguasaan teknologi informasinya sangat minim. Jadi mau tidak mau, harus mau belajar untuk menguasai kemajuan teknologi informasi.
Tidak ada salahnya seperti pepatah Jawa yang mengatakan 'kebo nyusu gudel' yang artimya orang tua belajar dari kaum muda.
Ayo sekolah!
Jkt, 110522