Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

3 Keunikan Buku Cerpen Eko Triono, Tidak Ada Pakem

10 Mei 2022   06:20 Diperbarui: 10 Mei 2022   06:32 869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepulang mudik. Saya mendapati paket. Bukan parsel tapi pesanan buku kumcer. Setelah waktu longgar, baru bisa baca.

Sewaktu membuka paket. Saya menemukan keunikan. Di samping buku utama, ada bonus buku cerpen kecil. Unik.

Saya menyadari bahwasanya penulisan maupun penerbitan buku saat ini tidak ada aturan bakunya. Keluar dari pakem.

Foto DokPri
Foto DokPri

Keunikan Buku

Pertama, format buku kecil. Seperti halnya buku saku. Sangat kecil dibandingkan buku utama. Pun hanya berisi satu cerita pendek.

Kedua, judul cerpen panjang (Cerita-cerita yang Menyelamatkanmu Pada Suatu Hari). Selama ini kita mengenal judul-judul cerpen atau novel pendek-pendek. Dua atau tiga kata. Ini sampai 8 kata. Khas era SEO.

Buku utama pun judulnya panjang. Berapa Harga Nyawa Hari Ini? dan Cerita-cerita Lainnya.

Ketiga, cerpen karya Eko Triono sepanjang 8 halaman itu hanya terdiri dari 2 paragraf. Praktis tiap paragraf sampai 4 halaman.

Suatu eksperimen yang menjungkirbalikkan fenomena medsos. Katanya era medsos menuntut kalimat singkat padat. Satu paragraf terdiri 3 atau 4 kaliamat. 

Lha ini sampai ratusan kalimat. Penulis memang selalu nyentrik ya?

Cerita Tentang Kegelisahan

Cerpennya sendiri berisi kegelisahan tokoh (kamu/anak dan ibunya). Sang anak merasa terusir ketika harus meninggalkan rumah setelah besar. 

Begitulah adatnya. Setelah dewasa harus meninggalkan rumah, tinggal sendirian, bekerja dan berumah tangga. Apa kata tetangga jika tetap tinggal bersama orang tua?

Pada sisi lain (paragraf kedua). Ibunya merasa kesepian ketika anaknya sudah pergi. Hari-harinya hanya ditemani sinetron dari televisi.

Ironis!

Jkt, 100522

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun