Sepulang mudik. Saya mendapati paket. Bukan parsel tapi pesanan buku kumcer. Setelah waktu longgar, baru bisa baca.
Sewaktu membuka paket. Saya menemukan keunikan. Di samping buku utama, ada bonus buku cerpen kecil. Unik.
Saya menyadari bahwasanya penulisan maupun penerbitan buku saat ini tidak ada aturan bakunya. Keluar dari pakem.
Keunikan Buku
Pertama, format buku kecil. Seperti halnya buku saku. Sangat kecil dibandingkan buku utama. Pun hanya berisi satu cerita pendek.
Kedua, judul cerpen panjang (Cerita-cerita yang Menyelamatkanmu Pada Suatu Hari). Selama ini kita mengenal judul-judul cerpen atau novel pendek-pendek. Dua atau tiga kata. Ini sampai 8 kata. Khas era SEO.
Buku utama pun judulnya panjang. Berapa Harga Nyawa Hari Ini? dan Cerita-cerita Lainnya.
Ketiga, cerpen karya Eko Triono sepanjang 8 halaman itu hanya terdiri dari 2 paragraf. Praktis tiap paragraf sampai 4 halaman.
Suatu eksperimen yang menjungkirbalikkan fenomena medsos. Katanya era medsos menuntut kalimat singkat padat. Satu paragraf terdiri 3 atau 4 kaliamat.Â
Lha ini sampai ratusan kalimat. Penulis memang selalu nyentrik ya?
Cerita Tentang Kegelisahan
Cerpennya sendiri berisi kegelisahan tokoh (kamu/anak dan ibunya). Sang anak merasa terusir ketika harus meninggalkan rumah setelah besar.Â
Begitulah adatnya. Setelah dewasa harus meninggalkan rumah, tinggal sendirian, bekerja dan berumah tangga. Apa kata tetangga jika tetap tinggal bersama orang tua?
Pada sisi lain (paragraf kedua). Ibunya merasa kesepian ketika anaknya sudah pergi. Hari-harinya hanya ditemani sinetron dari televisi.
Ironis!
Jkt, 100522
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H