"Kepemimpinan dalam Perspektif Islam" menjadi topik terakhir dalam Pendalaman Materi Keagamaan atau yang selama ini dikenal dengan istilah Pesantren Kilat di sekolah kami.
Menurut ustadz yang jadi narsum. Ada 3 pondasi utama jika seseorang ingin dijadikan pemimpin. Akhlak yang mulia, skill yang munpuni dan jiwa sosial yang tinggi.
Standard akhlak seorang pemimpin tentulah pribadi Rasulullah Muhammad SAW.Â
Dicontohkan oleh sang pemateri. Alkisah Nabi Muhammad setiap hari memberi makan kepada seorang pengemis. Menyuapi dengan lemah lembut.
Pada saat yang bersamaan, pengemis tersebut selalu menghujat, Muhammad sebagai seorang pembohong besar.
Ketika Nabi sudah wafat. Sahabat Abu Bakar menggantikan memberikan makan. Akan tetapi si buta segera mengenali kalau yang menyuapi orang lain.Â
Singkat cerita. Abu Bakar menyampaikan bahwa orang yang selama ini melayani dengan lembut sekarang sudah meninggal dunia. Beliau adalah Rasulullah.Â
Demi mendengar keterangan Abu Bakar. Pengemis buta itu mengaku menyesal, mengagumi akhlak Nabi dan menyatakan masuk Islam.
Dalam hal keahlian Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang multi talenta. Bukan hanya seorang pemimpin agama. Akan tetapi ahli dalam ekonomi, pertanian juga ahli strategi.
Untuk urusan kedermawanan. Nabi adalah orang yang paling tinggi jiwa sosialnya. Istimewanya kedermawanan Nabi tidak diperlihatkan kepada orang lain..Â