Banyak murid yang keliru memaknai kebijakan merdeka belajar. Menurut mereka merdeka belajar itu bebas untuk tidak belajar.
Padahal menurut Mas Menteri, merdeka belajar maksudnya pembelajaran tidak harus terkungkung oleh kurikulum. Belajar bisa di mana saja dan menyenangkan.
Ndilalahnya, ketika kebijakan merdeka belajar diluncurkan. Datanglah pandemi covod-19. Pembelajaran pun harus dilakukan secara daring. Konsep merdeka belajar seakan mendapatkan momennya.
Tanpa disangka Pembelajaran Jarak Jauh berlangsung hampir 2 tahun. Ditengarai dunia pendidikan mengalami learning loss. Utamanya dalam hal pendidikan karakter.
Bukan rahasia umum lagi kalau banyak murid yang 'bersembunyi' di balik situasi pandemi. Kamera dimatikan saat zoom meeting, telat bahkan tidak mengirimkan tugas ke GCR atau (sambil) tiduran saat pembelajaran daring.
PTM Terbatas
Antusiasme murid sangat tinggi menyambut kebijakan pemerintah yang mengijinkan PTM Terbatas. Wajar karena mereka sudah lama rindu suasana belajar di sekolah.
Ketentuannya pembelajaran berlangsung dengan menerapkan secara ketat protokol kesehatan. Peserta didik yang masuk hanya maksimal 50% dari daya tampung.
Seiring dengan terkendalinya penularan covid-19. Pemerintah mengeluarkan SKB 4 menteri yang mengijinkan sekolah dilaksanakan secara tatap muka 100%.